InfraStruxure Management Software ini memungkinkan para staf teknologi dan informasi (TI) perusahaan melakukan pemantauan, pengaturan listrik, pendinginan serta memonitor keamanan data center. Seperti bagaimana kapasitasnya, umur dan kondisi peralatan.
Tidak hanya menampilkan angka-angka, peranti lunak ini juga menampilkan data atau informasi dalam bentuk grafik. "Misalnya grafik dalam setahun terakhir. Jika kapasitasnya sudah 80 atau 90 persen, software ini akan memberikan alert," kata Laurensius Susanto Then, Segment Manager General Business, APC by Schneider Electric saat menjelaskan produk tersebut di Jakarta, hari ini.
Salah satu fitur yang diunggulkan di produk ini adalah kalkulator PUE (Power Usage Effectiveness). Melalui fitur ini para staf TI bisa menghitung efektivitas penggunaan listrik pada sebuah data center. "Berapa persen efektivitas penggunaan listriknya bisa dihitung," ujarnya.
Penggunaan energi sehari-hari juga bisa diketahui, sehingga para staf TI dapat segera mengambil keputusan untuk melakukan efisiensi. "Keputusan yang diambil berdasarkan data dan fakta yang tepat," kata Laurensius.
Portofolio produk yang diluncurkan hari ini antara lain InfraStruxure Energy Efficiency, InfraStruxure Operations, InfraStruxure Central 6.1, InfraStruxure Capacity 6.1 dan InfraStruxure Mobile 6.1.
Produk yang disebut terakhir adalah peranti untuk melakukan pengelolaan data center menggunakan perangkat bergerak (mobile). Software tersebut hanya dapat digunakan pada perangkat bergerak tertentu saja, yaitu yang sudah dilengkapi fitur pembaca barcode. Misalnya Motorola Symbol MC70.
Karena merupakan software terbuka, semua produk terbaru ini dapat diintegrasikan atau dapat bekerja dengan berbagai perangkat (produk non-APC) lain. Syaratnya, perangkat tersebut harus sudah berbasis IP (Internet protocol).
DIM