TEMPO Interaktif, Jakarta - Era Walkman, pemutar kaset audio yang melegenda dari Sony, telah berakhir pada Minggu lalu. Digitalisasi di industri musik memang telah memboyong kita semua ke zaman pemutar musik digital.
Perubahan ini adalah momentumnya Apple dengan iPod, yang diluncurkan pertama kali pada 2001. Sampai kini, iPod terus menjaga posisinya. Inilah yang membuat Steve Jobs bisa begitu semringah.
Hasil penjualan produk-produk Apple membuat Jobs bisa membusungkan dada. Di Cupertino California pada 18 Oktober lalu, diumumkan pendapatan Apple pada kuartal empat mencapai US$ 20,34 miliar dengan laba bersih sebesar US$ 4,31 juta.
Apple telah menjual iPod sebanyak 9,04 juta pada kuartal keempat tahun anggaran perusahaan itu. Angka ini memang menurun 11 persen dibanding periode yang sama tahun lalu. "Tapi kami punya sedikit kejutan pada akhir tahun ini," ujar Jobs.
Perusahaan ini tampak menggenjot pendapatannya dari industri pemutar musik dengan iPod Shuffle, dengan berbagai kapasitas memori, sampai meluncurkan iPod Touch. Hasilnya, iPod sejauh ini masih digdaya. Kecuali di negeri kelahiran Walkman.
Di Jepang, Walkman Sony masih tetap tangguh. Harus diingat, Walkman di sini bukanlah pemutar kaset audio, melainkan pemutar musik digital. Menurut data pada September lalu, Walkman meraih 47,8 persen pangsa pasar, diikuti iPod dengan 44 persen.
Microsoft, yang ikut mencicipi pasar ini dengan Zune, terbilang masih terseok-seok. Baru-baru ini Microsoft meluncurkan Zune HD, dengan kemampuan memutar video definisi tinggi.
Microsoft juga memboyong toko musik Zune Marketplace ke konsol Xbox 360. Anda tahu, di bisnis konsol game, Xbox 360 cukup populer, bersaing ketat dengan Sony PlayStation.
Malah Microsoft juga menggabungkan Zune dengan platform Windows Phone 7, yang dinanti-nanti banyak orang. "Zune nanti akan berintegrasi dengan Windows Phone. Kami sedang berfokus di sini untuk memberikan kenyamanan kepada pengguna," ujar Presiden Direktur PT Microsoft Indonesia Sutanto Hartono kepada I-Tempo kemarin.
Menurut Sutanto, Zune dan Windows Phone 7 akan memberi pengalaman mendengarkan musik yang berbeda. Mereka pun berencana menggandeng penerbit untuk memperkaya musik dan lagu-lagu yang akan dibenamkan ke dalam perangkat dan toko musik daringnya.
Sutanto mengatakan masyarakat atau konsumen tentu tak menginginkan sesuatu yang terlalu dominan dan terasa seragam. "Biarkan masyarakat memilih dan kami memberikan pilihan itu," ujar Sutanto.
DIAN YULIASTUTI | BERBAGAI SUMBER