Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Pada 2020, Peranti Terkoneksi Mencapai 50 Miliar Unit  

image-gnews
TEMPO/ Hendra Suhara
TEMPO/ Hendra Suhara
Iklan

TEMPO Interaktif, Jakarta - Coba hitung, berapa buah peranti terkoneksi yang Anda miliki saat ini? Jika Anda, katakanlah memiliki satu buah ponsel dan satu unit komputer, berarti Anda mempunyai dua perangkat terkoneksi. Nah, jika setiap orang rata-rata punya dua perangkat terkoneksi saja, perkirakan, berapa buah peranti terkoneksi yang ada di dunia saat ini?

Ya, perangkat terkoneksi, atau perangkat-perangkat yang memiliki kemampuan konektivitas memang diprediksi meningkat pesat seiring melesatnya pertumbuhan teknologi. Bahkan pada tahun 2020 mendatang, perangkat terkoneksi diprediksi mencapai 50 miliar unit secara global.

Dari jumlah itu, sekitar 30 miliar-nya merupakan perangkat konsumen. "Jumlah ini diprediksi dari 3 miliar konsumen yang masing-masing mempunyai 10 peranti terkoneksi," ujar Ian Koh, Head of Industry Vertical Practice, South East Asia and Oceania, Ericsson Telecommunications, dalam sebuah sesi media di Hotel Mandarin Jakarta, hari ini (3/11).

Prediksi Ericsson ini antara lain didasari pertumbuhan penduduk di perkotaan. Seperti kota-kota di kawasan Asia Tenggara, kecenderungan pertumbuhan penduduknya mencapai dua kali lipat.

Karena itu, penyedia teknologi dan layanan telekomunikasi untuk operator ini juga menganggap bahwa komunikasi antar mesin atau M2M (machine to machine communications) akan menjadi komponen penting untuk mendukung pertumbuhan industri mobile dunia.

Bukan hal yang tidak mungkin, kendaraan bermotor pun nantinya juga bisa terkoneksi dengan perangkat lain. Konsep tersebut sebenarnya sudah ada dan akan dikembangkan. Ian mencontohkan, sebuah mobil yang telah dilengkapi peranti konektivitas bisa berfungsi untuk pertolongan pertama jika terjadi kecelakaan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Misalnya, setiap kali air bag (balon udara pada kemudi) terbuka, akan langsung terhubung ke otoritas lalu-lintas," kata Ian.

Alhasil, otoritas tersebut bisa segera memberikan pertolongan pertama kepada orang yang mengalami kecelakaan dan memberikan peringatan kepada pengendara lain. "Sehingga tak perlu lagi menghubungi 911 (nomor kontak darurat)."

Konsep-konsep tersebut bisa terwujud jika penetrasi jaringan broadband juga mendukung. Melalui sebuah studi yang digelar beberapa waktu lalu, Ericsson menyimpulkan bahwa ada korelasi yang erat antara pertumbuhan jaringan broadband dengan peningkatan taraf sosial ekonomi di suatu negara.

"Untuk setiap 10 persen penetrasi broadband, dampaknya terhadap peningkatan GDP (Produk Domestik Bruto) adalah sekitar 1 persen," kata Michael Bjarhov, Director Government and Industry Relations Asia Pacific, Ericsson. Begitupun untuk setiap penambahan seribu pengguna broadband, maka akan ada 80 pekerjaan baru tercipta.

DIM

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Kepala BNPB: Indonesia Harus Punya Sistem IT Bencana

9 Mei 2017

Kepala BNPB Willem Rampangilei memberikan sambutan pada Asian Committe on Disaster Management di Hotel Gumaya, Semarang, 26 April 2016. Perhelatan ini menjadi momentum penting dalam memperkuat dan meningkatkan penanggulangan bencana di dunia, khususnya di kawasan Asia Tenggara. TEMPO/Budi Purwanto
Kepala BNPB: Indonesia Harus Punya Sistem IT Bencana

Kepala BNPB Willem Rampangile menyatakan Indonesia perlu investasi pengembangan teknologi informasi kebencanaan.


Google Investasi Kabel Bawah Laut Singapura-Jakarta-Australia

6 April 2017

Google mengumumkan investasi kabel bawah laut Singapura-Jakarta-Australia. Kredit: Techcrunch
Google Investasi Kabel Bawah Laut Singapura-Jakarta-Australia

Google mengumumkan investasi kabel bawah laut yang menghubungkan Singapura ke Perth dan Sydney di Australia dengan cabang Jakarta.


Oleh-oleh Rombongan Wali Kota Risma-ITS dari San Fransisco

19 Februari 2017

Ilustrasi Facebook dan Twitter/ media sosial. REUTERS/Dado Ruvic
Oleh-oleh Rombongan Wali Kota Risma-ITS dari San Fransisco

Sepulang dari Amerika Serikat, ITS akan menindaklanjutinya dengan melakukan kerja sama kongkrit.


Silicon Valley Bersiap Pindahkan Pekerja ke Kanada

1 Februari 2017

Kota Vancouver di Kanada. Foto: commons.wikimedia.org
Silicon Valley Bersiap Pindahkan Pekerja ke Kanada

Pengusaha Silicon Valley memfasilitasi perusahaan AS membuat
anak perusahaan dan memindahkan karyawan ke Vancouver, Kanada.


Hybrid Cloud Lebih Diminati Perusahaan Indonesia, Kenapa?

18 Januari 2017

Komputasi Awan.
Hybrid Cloud Lebih Diminati Perusahaan Indonesia, Kenapa?

Pemimpin IT lebih pilih komputasi hybrid untuk perusahaannya bertransformasi digital


Pemimpin TI di Indonesia Prioritaskan Hybrid Cloud

18 Januari 2017

Seorang staff menunjukkan cara kerja piranti lunak cloud computing untuk mengoperasikan penerbangan, di booth Microsoft pada persiapan Pameran Komputer CeBit di Hanover, Jerman, Senin (5/3). REUTERS/Fabrizio Bensch
Pemimpin TI di Indonesia Prioritaskan Hybrid Cloud

Permintaan akan pendekatan hybrid yang lebih terintegrasi semakin
menguat.


Buka Kantor Baru, Google Investasi Rp 17 Triliun di Inggris

16 November 2016

Sundar Pichai. REUTERS
Buka Kantor Baru, Google Investasi Rp 17 Triliun di Inggris

CEO Google Sundar Pichai mengatakan Inggris adalah salah satu pasar terbesar Google.


NTT Communications Luncurkan Jaringan Kabel Optik Bawah Laut

31 Oktober 2016

Foto: worldisround.com
NTT Communications Luncurkan Jaringan Kabel Optik Bawah Laut

NTT Communications Corporation (NTT Com), anak perusahaan solusi TIK dan komunikasi internasional NTT (NYSE:NTT) Group, meluncurkan APG.


Canggih, Sistem Cloud Kini Sudah Ada dalam Jaket

23 Agustus 2016

ilustrasi. technorati.com
Canggih, Sistem Cloud Kini Sudah Ada dalam Jaket

Sistem ini memudahkan pengoperasian perangkat pintar dalam kondisi sulit, seperti bencana atau perang.


Kabel Jepang-AS Kapasitas 60 Terabit Per Detik Beroperasi

30 Juni 2016

Pemasangan kabel 9.000 km menghubungkan Jepang-AS. cnet.com
Kabel Jepang-AS Kapasitas 60 Terabit Per Detik Beroperasi

Kabel bawah laut Jepang-AS memiliki koneksi 10 juta kali lebih cepat dari kabel standar saat ini.