TEMPO Interaktif, Jakarta - Seorang gadis berambut panjang dan seekor panda berbaju merah muda tampak "menyanyikan" lagu Keong Racun dengan cara lip-sync. Setelah masuk ke lirik "...anggap aku ayam...", tiba-tiba seekor ayam muncul dan berkata, "Ayam? Ada yang nyari gue?" Tampak kesal, keduanya langsung berhenti menyanyikan lagu itu. "Yaah, harus diulang, deh!" ujar si gadis. Sang panda pun berseru dengan wajah cemberut, "Ayam racun!"
Percakapan antara gadis, panda, dan ayam itu mencerminkan fenomena video Keong Racun yang dinyanyikan Shinta dan Jojo dengan cara lip-sync. Berawal dari situs YouTube, video sekaligus dua "penyanyi" itu pun sempat ngetop beberapa waktu lalu.
Diki alias Niwatori menuangkan hal itu dalam bentuk komik dengan tokoh-tokoh kartun melalui blognya, http://chickenstrip.wordpress.com. Ia menjadi salah satu narablog dengan "bahasa lain" di Pesta Blogger 2010, yang digelar Sabtu pekan lalu. Bersama Richie Adiyat, Diki membagi tip dan pengalaman nge-blog dengan bahasa komik dalam waktu cukup singkat: 20 menit saja.
Diki memilih karakter ayam bernama Chicken Boy sebagai tokoh untuk bercerita, berkeluh kesah, berkomentar, atau mengeluarkan idenya melalui blog. Selain Chicken Boy, ada beberapa tokoh lain yang muncul, seperti layar monitor tak bernama; Suresh, programmer keturunan India yang sok tahu; si bos yang sabar; atau si Dadan Bulu yang ahli jaringan sekaligus peretas.
Bukan tanpa alasan pria yang berdomisili di Bandung ini nge-blog dengan komik. "Karena ingin bebas dan tak biasa menulis panjang lebar," ujarnya lewat blognya. Diki mengakui blog kartun ini merupakan hobinya menggambar digital murni, dengan tetikus dan perangkat lunak grafis tanpa pensil dan kertas.
Awalnya blog ini dibuat Diki karena ia tak memiliki pemindai untuk memindahkan gambar manual. Lama-kelamaan menggambar digital secara murni menjadi kebiasaan hingga ia berkenalan dengan dunia open source dan perangkat lunak grafis berbasis open source, seperti Inkscape dan GIMP.
Dia berharap blog kartun ini bisa menjadi contoh bahwa perangkat lunak grafis berbasis terbuka juga dapat digunakan untuk berkarya dan memproduksi karya grafis budaya pop, seperti komik. Lewat blognya itu, Diki menuangkan percakapan-percakapan ringan yang terkadang usil dan nyelekit untuk menyindir fenomena yang sedang mencuat. Agar pembaca paham maksudnya, Diki membuat informasi singkat di bawah komiknya.
Lain Diki, lain pula Richoz--panggilan akrab Richie. Dia menuangkan ide-idenya melalui blognya di alamat http://suparmanibab.com. Dia memasang tokoh Suparman, tokoh berkostum layaknya karakter Superman, serta seekor babi. Lewat blognya ini, Richoz juga menuangkan kritik serta menggambarkan fenomena sosial yang terjadi.
Satu contoh, ia menggambarkan dua karyawan perempuan yang sedang "demam" layanan berbasis lokasi Foursquare. Namun blog Richoz tampak lebih sederhana ketimbang blog Diki. Seperti blog kebanyakan, di blog Richoz ini pengunjung juga bisa memberi penilaian dan meninggalkan komentar.
Richoz, yang juga menjabat CEO PT Finenz, perusahaan pengembang peranti lunak, mengatakan nge-blog mulai dilakoninya sejak 2001. Dia juga memulainya dengan rangkaian kata-kata seperti narablog umumnya. Namun, enam tahun lalu, tebersit ide untuk membuat cerita dalam bentuk komik. "Tapi kami ini bukan komikus yang nge-blog," katanya.
Menyampaikan pesan, komentar, atau ide-ide, kata dia, memang lebih efektif menggunakan tulisan. Kendati demikian, melalui kartun, penyampaian pesan punya kekhasan tersendiri. Blog komik juga masih sangat terbatas. Baik di luar maupun dalam negeri, narablog yang aktif berbahasa komik masih bisa terhitung jari.
Membuat blog komik memang gampang-gampang susah, karena mereka harus mencari tokoh yang dapat mewakili karakter si penulis atau pembuat blog. Kehadiran tokoh ini akan mempermudah narablog komik dalam bercerita. Agar percakapan lebih hidup, tentu juga harus ada tokoh lain.
Di Pesta Blogger yang telah berlangsung keempat kalinya itu, baik Diki maupun Richoz menitip pesan kepada para narablog untuk tak lagi takut berekspresi lewat komik. Kalaupun tak bisa menggambar dengan sketsa manual memakai pensil dan kertas, kini telah banyak perangkat lunak yang bisa membantu.
"Sudah banyak perangkat lunak yang bisa dipakai untuk menggambar tokoh yang kita mau, contoh di www.stripgenerator.com. Tinggal pick and drag, sudah bisa bercerita."
DIAN YULIASTUTI