Para ilmuwan dari University of California, Davis, dan Utah State University di Amerika Serikat melaporkan analisis genomik dari beraneka strain bakteri itu dalam jurnal Applied and Environmental Microbiology, November 2010. Tim yang dipimpin Riccardo G. LoCascio, pakar mikrobiologi dari University of California, tersebut mengidentifikasi gen yang kemungkinan besar bertanggung jawab atas perbedaan itu.
"Oligosakarida susu manusia (HMOs) adalah komponen solid ketiga terbesar dalam susu," kata para peneliti itu. Kompleksitas strukturnya membuat HMOs tidak dapat dicerna oleh inangnya.
Strain Bifidobacterium longum kerap mendominasi mikrobiota usus besar pada bayi yang diberi ASI eksklusif. "Di antara tiga subspesies, pertumbuhan sel B. longum subsp. infantis mencapai level tertinggi pada HMOs dan diasosiasikan dengan kolonisasi awal usus balita," kata peneliti dalam laporannya.
Baca Juga:
Hasil studi mereka menunjukkan bahwa B. longum memiliki sedikitnya dua subspesies, yaitu B. longum subsp. infantis, yang beradaptasi untuk memanfaatkan karbon susu dan ditemukan dalam saluran pencernaan anak-anak, serta B. longum subsp. longum, yang khusus untuk metabolisme karbon yang berasal dari tumbuhan dan diasosiasikan dengan sistem pencernaan orang dewasa.
"Walaupun kolonisasi usus bayi bergantung pada banyak faktor makanan maupun nonmakanan, pengiriman oligosakarida melalui susu menciptakan lingkungan nutrisi yang unik dan ideal bagi terciptanya kolonisasi strain B. longum subsp. Infantis," kata LoCascio. Selama penyapihan, transisi bertahap dari makanan berbasis susu ke tumbuhan membangkitkan pergeseran dalam ketersediaan karbon pada saluran gastrintestinal yang disukai bagi perluasan dan pembentukan mikrobiota saluran pencernaan orang dewasa.
SCIENCEDAILY | TJANDRA