Konferensi itu sendiri mulai berlangsung awal pekan depan, yang diikuti 180 negara dan pihak. Indonesia membawa 30 orang untuk menjadi negoisator dalam sidang yang berlangsung hampir dua pekan. Delegasi Indonesia dipimpin Rachmat Witoelar, mantan Menteri Negara Lingkungan Hidup yang pernah menjadi Presiden Conference of Party (COP-13) di Bali tahun 2007.
Indonesia berharap di Cancun terjadi kesepakatan penurunan emisi negara maju 25-40% pada level 1990 di tahun 2020. Selain itu, kata Rachmat, elemen-lemen dari Bali Action Plan diakomodasi. Mulai dari shared vision, mitigasi , REDD+, adaptasi, pendanaan, teknologi dan peningkatan kapasitas.
Menurut Rachmat, Konferensi Cancun diharapkan menyetujui soal mekanisme dan bentuk compliance serta pelaporan pencapaian komitmen negara maju. Untuk negara berkembang, juga dilakukan aksi penurunan emisi secara sukarela dengan dukungan negara maju.
Rachmat menduga bakal disepakati terbentuknya new fund dan operasionalisasi mekanisme keuangan yang transparan, akuntabel dan sesuai dengan kebutuhan negara berkembang. Menurut dia, Indonesia akan melakukan tekanan yang keras jika Amerika Serikat menolak semua proposal. Bagaimana caranya? "Itu rahasia dapur," katanya.
UNTUNG WIDYANTO