Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Perundingan Iklim di Cancun Masih Alot

image-gnews
Tempat berlangsungnya  Konferensi Para Pihak PBB untuk Perubahan Iklim Ke-16 di Cancun, Mexico, 29 November-10 Desember 2010.
Tempat berlangsungnya Konferensi Para Pihak PBB untuk Perubahan Iklim Ke-16 di Cancun, Mexico, 29 November-10 Desember 2010.
Iklan
TEMPO Interaktif, Jakarta - Konferensi Para Pihak PBB untuk Perubahan Iklim Ke-16 di Cancun, Mexico memasuki hari keempat. Pertemuan akbar ini dihadiri utusan 200 negara dan pihak guna menyepakati pengurangan konsentrasi gas-gas rumah kaca di atmosfer.

"Situasi perundingan di meja negosiasi masih berjalan alot. Namun demikian, Indonesia mendapat sambutan baik dari berbagai pihak sebagai salah satu katalis utama terjadinya perubahan mendasar,” kata Eddy Pratomo, Duta Besar Indonesia untuk Jerman yang merupakan penasehat senior delegasi Indonesia dalam Konferensi Iklim Cancun.

Eddy Pratomo merujuk kepada peran Indonesia sebagai salah satu dari sedikit negara berkembang yang pertama kali menyetujui peran MRV (Measurable, Reportable, and Verifiable). Skema ini merupakan suatu mekanisme untuk diaplikasikan dalam reduksi emisi gas-gas rumah kaca para pihak.

Saat ini negosiasi MRV telah mencapai perubahan mendasar. Sekarang sebagian besar negara maju dan berkembang, kata Eddy dalam siaran persnya, telah menyetujui peran vital MRV. Negosiasi lanjutan masih akan terus dilakukan untuk menyepakati spesifikasi mekanisme MRV untuk bisa masuk dalam tahap penerapan.

Meskipun sudah memasuki hari keempat, namun tidak ada greget dan gaung dari Konferensi Iklim Cancun. Hal ini berbeda dengan Konferensi Iklim Kopenhagen tahun lalu yang pada awalnya penuh dengan harapan. Sementara di Cancun, kata Eddy, muatan yang ada lebih mengarah ke restorasi rasa saling percaya (trust restoration) antara para pihak yang ada. "Hal ini sangat diperlukan untuk meletakkan landasan yang kokoh bagi perundingan selanjutnya di Durban, Afrika Selatan, tahun depan,” ujarnya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dari meja perundingan, masih tampak sikap keras suara dari pihak-pihak yang seharusnya menjadi kunci keberhasilan negosiasi perubahan iklim. Amerika Serikat misalnya, terang-terangan menolak pencantuman terminologi Protokol Kyoto dalam bentuk apapun. Posisi serupa juga diambil Jepang ketika menolak konsep periode kedua komitmen atau yang lebih dikenal dengan istilah second commitment period.

Situasi seperti ini dapat menimbulkan polarisasi yang lebih kuat antara kubu-kubu yang memiliki pendapat berbeda sehingga menghambat kemajuan yang berarti. "Akan tetapi, di atas semuanya, yang paling krusial adalah adanya semangat kompromis di antara para pihak untuk dapat mengambil jalan terbaik dalam negosiasi yang tengah berlangsung,” kata Eddy.

UNTUNG WIDYANTO

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

22 jam lalu

Momen saat kereta melewati kucuran air akibat banjir di stasiun kereta bawah tanah di New York, AS, 1 September 2021. Banjir langsung melumpuhkan stasiun jaringan kereta bawah tanah karena air mengalir masuk hingga membanjiri stasiun. Twitter
Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

Hibah untuk lebih kuat bertahan dari cuaca ekstrem ini disebar untuk 80 proyek di AS. Nilainya setara separuh belanja APBN 2023 untuk proyek IKN.


Diskusi di Jakarta, Bos NOAA Sebut Energi Perubahan Iklim dari Lautan

4 hari lalu

Ilustrasi badai taifun yang muncul di Samudera Pasifik. (friendsofnasa.org)
Diskusi di Jakarta, Bos NOAA Sebut Energi Perubahan Iklim dari Lautan

Konektivitas laut dan atmosfer berperan pada perubahan iklim yang terjadi di dunia saat ini. Badai dan siklon yang lebih dahsyat adalah perwujudannya.


Peneliti BRIN Ihwal Banjir Bandang Dubai: Dipicu Perubahan Iklim dan Badai Vorteks

4 hari lalu

Mobil terjebak di jalan yang banjir setelah hujan badai melanda Dubai, di Dubai, Uni Emirat Arab, 17 April 2024. REUTERS/Rula Rouhana
Peneliti BRIN Ihwal Banjir Bandang Dubai: Dipicu Perubahan Iklim dan Badai Vorteks

Peningkatan intensitas hujan di Dubai terkesan tidak wajar dan sangat melebihi dari prediksi awal.


5 Hal Banjir Dubai, Operasional Bandara Terganggu hingga Lumpuhnya Pusat Perbelanjaan

4 hari lalu

Mobil melewati jalan yang banjir saat hujan badai di Dubai, Uni Emirat Arab, 16 April 2024. REUTERS/Abdel Hadi Ramahi
5 Hal Banjir Dubai, Operasional Bandara Terganggu hingga Lumpuhnya Pusat Perbelanjaan

Dubai kebanjiran setelah hujan lebat melanda Uni Emirat Arab


Maret 2024 Jadi Bulan ke-10 Berturut-turut yang Pecahkan Rekor Suhu Udara Terpanas

9 hari lalu

Anomali suhu udara permukaan untuk Maret 2024. Copernicus Climate Change Service/ECMWF
Maret 2024 Jadi Bulan ke-10 Berturut-turut yang Pecahkan Rekor Suhu Udara Terpanas

Maret 2024 melanjutkan rekor iklim untuk suhu udara dan suhu permukaan laut tertinggi dibandingkan bulan-bulan Maret sebelumnya.


Aktivis Greta Thunberg Ditangkap Dua Kali Saat Unjuk Rasa di Belanda

15 hari lalu

Seseorang memegang gambar aktivis iklim Greta Thunberg ketika para aktivis menandai dimulainya Pekan Iklim di New York selama demonstrasi yang menyerukan pemerintah AS untuk mengambil tindakan terhadap perubahan iklim dan menolak penggunaan bahan bakar fosil di New York City, New York, AS, 17 September 2023. REUTERS/Eduardo Munoz
Aktivis Greta Thunberg Ditangkap Dua Kali Saat Unjuk Rasa di Belanda

Aktivis Greta Thunberg ditangkap lagi setelah dibebaskan dalam unjuk rasa menentang subsidi bahan bakar minyak.


Curah Hujan Tinggi di Bogor, Ahli Meteorologi IPB Ungkap Fakta Ini

19 hari lalu

Ilustrasi hujan. REUTERS
Curah Hujan Tinggi di Bogor, Ahli Meteorologi IPB Ungkap Fakta Ini

Setidaknya ada tiga faktor utama yang menyebabkan curah hujan di Kota Bogor selalu tinggi. Namun bukan hujan pemicu seringnya bencana di wilayah ini.


Green Day akan Tampil di Panggung Konser Iklim

22 hari lalu

Billy Joe Armstrong dari Green Day tampil membawakan lagu
Green Day akan Tampil di Panggung Konser Iklim

Grup musik punk Green Day akan tampil dalam konser iklim global yang didukung oleh PBB di San Francisco


Jakarta dan Banten Masuki Puncak Kemarau pada Agustus 2024, Mundur Akibat Gejolak Iklim

28 hari lalu

Ilustrasi kekeringan: Warga berjalan di sawah yang kering akibat kemarau di Rajeg, Kabupaten Tangerang, Banten. ANTARA FOTO/Fauzan/ama.
Jakarta dan Banten Masuki Puncak Kemarau pada Agustus 2024, Mundur Akibat Gejolak Iklim

Jakarta dan Banten diperkirakan memasuki musim kemarau mulai Juni mendatang, dan puncaknya pada Agustus. Sedikit mundur karena anomali iklim.


Masyarakat Adat di IKN Nusantara Terimpit Rencana Penggusuran dan Dampak Krisis Iklim, Begini Sebaran Wilayah Mereka

34 hari lalu

Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto mengecek pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) Nusantara di Kalimantan Timur, Senin (18/3/2024), yang direncanakan menjadi lokasi upacara HUT Ke-79 RI pada 17 Agustus 2024. ANTARA/HO-Biro Humas Setjen Kemhan RI.
Masyarakat Adat di IKN Nusantara Terimpit Rencana Penggusuran dan Dampak Krisis Iklim, Begini Sebaran Wilayah Mereka

AMAN mengidentifikasi belasan masyarakat adat di IKN Nusantara dan sekitarnya. Mereka terancam rencana investasi proyek IKN dan dampak krisis iklim.