Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Konferensi Cancun Belum Menolong Krisis Iklim

image-gnews
Aktivis Oxfam unjuk rasa di Cancun, Mexico ketika berlangsung Konferensi PBB tentang Iklim, 29 November sampai 11 Desember 2010.
Aktivis Oxfam unjuk rasa di Cancun, Mexico ketika berlangsung Konferensi PBB tentang Iklim, 29 November sampai 11 Desember 2010.
Iklan
TEMPO Interaktif, Jakarta - Patricia Espinosa, yang memimpin sidang Konferensi Para Pihak PBB untuk Perubahan Iklim ke-16 atau "The Sixteenth Conference of Party (COP)", memotong omongan juru runding Bolivia, yang terus meminta agar kesepakatan dicapai melalui konsensus. "Peraturan dari konsensus tidak berarti kebulatan suara, dan bahkan kemungkinan kecil bahwa sebuah perwakilan mengharapkan penentuan hak veto pada rencana yang telah dicapai dengan kerja keras," kata Patricia, Presiden Konferensi Iklim, yang berlangsung di Cancun, Meksiko, Sabtu (11/12) dinihari lalu waktu setempat.

Pablo Solon, Duta Besar Bolivia untuk PBB, tetap bertahan dengan menyebutkan bahwa kesepakatan yang tak menghormati konsensus adalah bentuk pelanggaran aturan multilateral. Kesepakatan Cancun ini, katanya, tidak akan menghentikan kenaikan suhu 4 derajat Celsius, dan kita tahu 4 derajat Celsius berarti tidak ada kehidupan yang berkelanjutan.

Namun, setelah lobi dilakukan sejumlah negara, sikap Bolivia melunak, meskipun tetap menolak. Patricia, yang menjabat Menteri Luar Negeri Meksiko, langsung mengesahkan hasil konferensi berupa Cancun Agreements atau Kesepakatan Cancun yang berlagsung 29 November sampai 11 Desember 2010. Menurut dia, kesepakatan ini merupakan sebuah awal yang baik untuk masa depan yang lebih ramah lingkungan. Ini bukan akhir yang dibutuhkan, katanya, melainkan sebuah landasan penting untuk membangun ambisi bersama yang lebih besar.

Kompromi yang tercapai di Cancun menegaskan bahwa negara-negara maju harus mengurangi emisi mereka sebesar 25-40 persen di bawah level 1990 pada 2020. Hal ini bertujuan mencapai target suhu bumi yang berkisar 1,5-2 derajat Celsius. Namun dokumen itu tidak menjelaskan bagaimana cara mencapai target tersebut. Hal ini membuka pertanyaan, apakah sejumlah langkah, termasuk pengurangan emisi, akan mengikat secara hukum atau tidak.

Dalam aspek mitigasi, Cancun Agreements menyepakati pembentukan dana untuk membantu negara miskin mengembangkan teknologi karbon emisi rendah. Konferensi menyoroti penggundulan yang menyebabkan kerusakan 13 juta hektare hutan di dunia setiap tahun. Kerusakan hutan menyebabkan 20 persen emisi gas rumah kaca.

Karena itu, Indonesia, Brasil, dan Kongo, yang memiliki hutan tropis terbesar di dunia, akan mendapatkan bantuan dari program PBB guna mengurangi emisi di negara berkembang. Program ini bertajuk REDD atau Reducing Emissions from Deforestation and Forest Degradation in Developing Countries.

Kesepakatan lain menyangkut Dana Lingkungan Hijau atau Green Climate Fund. Dana ini dimaksudkan untuk menggalang dan mendistribusikan US$ 100 miliar per tahun pada 2020 untuk melindungi negara miskin dari dampak perubahan iklim dan membantu pengembangan karbon emisi rendah.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sekretaris Eksekutif Badan PBB untuk Perubahan Iklim (UNFCCC) Christiana Figueres mengatakan Kesepakatan Cancun menunjukkan bahwa negara-negara bisa bekerja bersama untuk menghasilkan suatu konsensus. "Hal itu menunjukkan sinyal kuat bahwa mereka sepakat menuju masa depan yang rendah emisi dan setuju aksi penurunan emisi mereka bisa dihitung dan dipertanggungjawabkan," katanya.

Beragam komentar muncul dari kelompok lingkungan hidup internasional. "Cancun telah menyelamatkan proses, tapi belum menolong krisis iklim," kata Direktur Kebijakan Iklim Internasional Greenpeace Wendel Trio. Menurut dia, PBB gagal menjalani proses, namun Cancun menunjukkan adanya kerja sama antarpemerintah yang telah bergerak maju untuk mencapai kesepakatan global.

Friends of the Earth International mengatakan Kesepakatan Cancun merupakan, "Sebuah tamparan di wajah mereka yang sudah menderita dari perubahan iklim." Maklum, kenaikan suhu bumi dapat mencapai 5 derajat Celsius. Hal ini terjadi, kata Direktur Friends of Earth International Nnimmo Bass, karena kurangnya ambisi dan kemauan politik sekelompok kecil negara, seperti Amerika Serikat, Rusia, dan Jepang.

Direktur Oxfam Jeremy Hobbs menjelaskan, semua pihak perlu membangun kemajuan dari Konferensi Iklim Cancun yang dimulai pada 29 November lalu. Sebab, ujarnya, pendanaan jangka panjang harus dijamin aman untuk membantu negara-negara yang rentan guna melindungi diri mereka sendiri.

UNTUNG WIDYANTO | THE GUARDIAN | BBC

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

1 hari lalu

Momen saat kereta melewati kucuran air akibat banjir di stasiun kereta bawah tanah di New York, AS, 1 September 2021. Banjir langsung melumpuhkan stasiun jaringan kereta bawah tanah karena air mengalir masuk hingga membanjiri stasiun. Twitter
Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

Hibah untuk lebih kuat bertahan dari cuaca ekstrem ini disebar untuk 80 proyek di AS. Nilainya setara separuh belanja APBN 2023 untuk proyek IKN.


Diskusi di Jakarta, Bos NOAA Sebut Energi Perubahan Iklim dari Lautan

5 hari lalu

Ilustrasi badai taifun yang muncul di Samudera Pasifik. (friendsofnasa.org)
Diskusi di Jakarta, Bos NOAA Sebut Energi Perubahan Iklim dari Lautan

Konektivitas laut dan atmosfer berperan pada perubahan iklim yang terjadi di dunia saat ini. Badai dan siklon yang lebih dahsyat adalah perwujudannya.


Peneliti BRIN Ihwal Banjir Bandang Dubai: Dipicu Perubahan Iklim dan Badai Vorteks

5 hari lalu

Mobil terjebak di jalan yang banjir setelah hujan badai melanda Dubai, di Dubai, Uni Emirat Arab, 17 April 2024. REUTERS/Rula Rouhana
Peneliti BRIN Ihwal Banjir Bandang Dubai: Dipicu Perubahan Iklim dan Badai Vorteks

Peningkatan intensitas hujan di Dubai terkesan tidak wajar dan sangat melebihi dari prediksi awal.


5 Hal Banjir Dubai, Operasional Bandara Terganggu hingga Lumpuhnya Pusat Perbelanjaan

5 hari lalu

Mobil melewati jalan yang banjir saat hujan badai di Dubai, Uni Emirat Arab, 16 April 2024. REUTERS/Abdel Hadi Ramahi
5 Hal Banjir Dubai, Operasional Bandara Terganggu hingga Lumpuhnya Pusat Perbelanjaan

Dubai kebanjiran setelah hujan lebat melanda Uni Emirat Arab


Maret 2024 Jadi Bulan ke-10 Berturut-turut yang Pecahkan Rekor Suhu Udara Terpanas

10 hari lalu

Anomali suhu udara permukaan untuk Maret 2024. Copernicus Climate Change Service/ECMWF
Maret 2024 Jadi Bulan ke-10 Berturut-turut yang Pecahkan Rekor Suhu Udara Terpanas

Maret 2024 melanjutkan rekor iklim untuk suhu udara dan suhu permukaan laut tertinggi dibandingkan bulan-bulan Maret sebelumnya.


Aktivis Greta Thunberg Ditangkap Dua Kali Saat Unjuk Rasa di Belanda

16 hari lalu

Seseorang memegang gambar aktivis iklim Greta Thunberg ketika para aktivis menandai dimulainya Pekan Iklim di New York selama demonstrasi yang menyerukan pemerintah AS untuk mengambil tindakan terhadap perubahan iklim dan menolak penggunaan bahan bakar fosil di New York City, New York, AS, 17 September 2023. REUTERS/Eduardo Munoz
Aktivis Greta Thunberg Ditangkap Dua Kali Saat Unjuk Rasa di Belanda

Aktivis Greta Thunberg ditangkap lagi setelah dibebaskan dalam unjuk rasa menentang subsidi bahan bakar minyak.


Curah Hujan Tinggi di Bogor, Ahli Meteorologi IPB Ungkap Fakta Ini

20 hari lalu

Ilustrasi hujan. REUTERS
Curah Hujan Tinggi di Bogor, Ahli Meteorologi IPB Ungkap Fakta Ini

Setidaknya ada tiga faktor utama yang menyebabkan curah hujan di Kota Bogor selalu tinggi. Namun bukan hujan pemicu seringnya bencana di wilayah ini.


Green Day akan Tampil di Panggung Konser Iklim

23 hari lalu

Billy Joe Armstrong dari Green Day tampil membawakan lagu
Green Day akan Tampil di Panggung Konser Iklim

Grup musik punk Green Day akan tampil dalam konser iklim global yang didukung oleh PBB di San Francisco


Komnas HAM Minta Pemerintah Segera Tindak Lanjuti Rekomendasi Komite HAM PBB

24 hari lalu

Ketua Komnas HAM Atnike Nova Sigiro menyampaikan keterangan kepada wartawan terkait persoalan HAM selama Pemilu 2024 di Jakarta, Rabu, 21 Februari 2024. Sejumlah pelanggaran HAM yang ditemukan di antaranya, hak pilih kelompok marginal dan rentan, netralitas aparatur negara, hak kesehatan, dan hak hidup petugas pemilu. ANTARA/Aditya Pradana Putra
Komnas HAM Minta Pemerintah Segera Tindak Lanjuti Rekomendasi Komite HAM PBB

Komnas HAM apresiasi kesimpulan dan rekomendasi Komite HAM PBB. Meminta pemerintah implementasi kebijakan dan pelaksanaan di pusat serta daerah


Jakarta dan Banten Masuki Puncak Kemarau pada Agustus 2024, Mundur Akibat Gejolak Iklim

29 hari lalu

Ilustrasi kekeringan: Warga berjalan di sawah yang kering akibat kemarau di Rajeg, Kabupaten Tangerang, Banten. ANTARA FOTO/Fauzan/ama.
Jakarta dan Banten Masuki Puncak Kemarau pada Agustus 2024, Mundur Akibat Gejolak Iklim

Jakarta dan Banten diperkirakan memasuki musim kemarau mulai Juni mendatang, dan puncaknya pada Agustus. Sedikit mundur karena anomali iklim.