Primergy BX400 adalah pusat yang mudah digunakan bahkan oleh usaha kecil dan menengah. Namun, ia juga mampu memenuhi tuntutan komputasi dan penyimpanan berskala besar.
Primergy BX400 adalah pusat data ramah lingkungan dalam satu kotak. Ia mampu menampung hingga delapan blade server atau penyimpanan dalam satu wadah kecil, didukung seperangkat layanan dan solusi yang menyeluruh.
Server ini menggabungkan teknologi mutakhir, seperti piranti penyimpanan virtual terintegrasi penuh, hasil kemitraan Fujitsu dengan NetApp. Ia juga memiliki fleksibilitas akan input/output serta bandwidth mengesankan dari sistem blade ‘Dynamic Cube’ pada PRIMERGY BX900 yang diperkenalkan tahun lalu.
Instalasi dan manajemen PRIMERGY BX400 ini mudah sehingga perusahaan bisa menghemat banyak waktu. Selain itu, manajemen daur hidup yang lebih sederhana bisa memangkas biaya operasional harian hingga 60 persen. Ia juga hemat listrik serta panas tubuhnya minimal.
Seperti semua server PRIMERGY, model BX400 sudah dilengkapi dengan perangkat peranti lunak BX400 untuk memudahkan integrasi sistem manajemen dan pengawasan. Ada juga peranti lunak tambahan seperti ServerView Resource Coordinator VE dan Virtual IO Manager yang memberikan keseragaman operasional server fisik dan virtual.
Disain yang terkonsolidasi membuat PRIMERGY BX400 ini lebih terjangkau dibandingkan dengan sistem server blade lain yang ada di pasar, sekaligus menghemat pemakaian ruangan.
Versi rak server ini bisa dengan mudah digabungkan ke rak standar industri 19 Inci Fujitsu atau rak-rak lain. Versi duduk dapat diposisikan di bawah meja atau area resepsi tanpa menciptakan gangguan karena tingkat kebisingannya hanya 45 desibel –salah satu yang paling rendah di pasar.
“Perusahaan skala menengah dengan volume data yang besar memiliki kebutuhan TI yang sama dengan perusahaan enterprise, namun mereka terkendala ketersediaan keahlian TI dan anggaran,” kata Sastra P. Kurniadi, Deputy Director, Platform Business Group Fujitsu Indonesia. “Ukurannya yang kecil sangat cocok untuk perusahaan menengah dengan kebutuhan komputasi dan storage yang besar, tanpa perlu keahlian di bidang listrik, pendinginan, dan TI.”
DEDDY SINAGA