Eksperimen untuk menguji teori penuaan radikal bebas itu juga mengungkap bahwa peningkatan panjang umur itu terhenti ketika mereka diberi antioksidan seperti vitamin C. Temuan yang mengejutkan ini dipublikasikan dalam PLoS Biology, pekan lalu.
Para ilmuwan berusaha meniru pengaruh menguntungkan radikal bebas itu dengan membubuhi Paraquat, sejenis herbisida yang bekerjha dengan meningkatkan produksi radikal bebas, pada makanan cacing liar. Paraquat sangat beracun bagi manusia dan hewan sehingga obat pembunuh gulma itu dilarang di Uni Eropa dan berbagai negara memabatasi pengunaan herbisida itu.
Hekimi menemukan bahwa cacing itu hidup lebih lama setelah terpapar zat kimia berbahaya itu. “Tapi jangan pernah mencobanya di rumah,” kata Dr Hekimi.
Radikal bebas adalah molekul beracun yang diproduksi oleh tubuh kita ketika mengolah oksigen. Ketika tubuh tumbuh dan mengoperasikan beragam fungsi selnya, tubuh mengonsumsi oksigen, menciptakan radikal bebas sebagai produk sampingan, yang akhirnya menyebabkan kerusakan pada sel.
Teori yang selama ini dianggap benar menyatakan bahwa penuaan disebabkan oleh siklus berbahaya yang meningkatkan produksi radikal bebas, yang akan diikuti oelh kerusakan sel dan pada akhirnya peningkatan radikal bebas menyebabkan kerusakan.
“Temuan ini menantang pemahaman kami tentang bagaimana radikal bebas terlibat dalam proses penuaan,” kata Hekimi. “Teori yang ada sekarang sangat rapi dan logis, namun penemuan ini menunjukkan kerangka kerja yang berbeda soal mengapa tekanan oksidatif diasosiasikan dengan penuaan.”
Cacing yang dimodifikasi secara genetik ini mendemonstrasikan bahwa produksi radikal bebas dapat membantu memicu mekanisme pemulihan dan perlindungan tubuh secara keseluruhan. Dengan kata lain, pada tahap tertentu kehidupan, radikal bebas mungkin merupakan bagian penting dari kesehatan kita, selain toksisitasnya.
SCIENCEDAILY | TJANDRA