TEMPO Interaktif, Jakarta - Apakah layanan surat elektronik akan benar-benar ditinggalkan pengguna internet? Chief Executive Officer (CEO) Facebook, Mark Zuckerberg mencoba menjawab pertanyaan itu bulan lalu dengan mengatakan layanan email dipastikan bakal "mati" dalam waktu dekat.
Menurut orang kaya termuda di dunia ini, email tak ada bedanya dengan penggunaan kaset, disket, dan mesin faksimili yang mulai ditinggalkan karena digantikan berbagai perangkat seperti alat perekam digital dan USB.
Anggapan Zuckerberg itu ada benarnya. Menurut penelitian sebuah perusahaan riset comScore, jutaan pengguna internet yang berusia di bawah 25 tahun memilih mengirimkan pesan melalui jejaring sosial, seperti Facebook ketimbang surat elektronik.
Ini juga terbukti dari stagnannya jumlah pengakses tiga layanan email ternama di dunia, yakni Yahoo Mail, Gmail dan Hotmail. "Gejala matinya layanan email sudah terjadi sejak Oktober tahun lalu," kata comScore seperti dikutip The Times. Setidaknya terdapat 1,2 juta pengguna email yang tidak lagi menilik akun mereka karena beralih ke jejaring sosial.
Berubahnya pilihan kaum muda dalam menggunakan layanan surat dari email ke jejaring sosial, menurut comScore, lantaran mereka menginginkan kepraktisan yang tersedia dalam layanan all-in-one dan terintegrasi.
Selain tersedia berbagai fitur pada situs jejaring sosial, pengguna juga dapat memantau apakah teman mereka online atau tidak, sehingga dapat memastikan pesan yang dikirim telah diterima. ComScore menambahkan, salah satu kelemahan dalam layanan email adalah pengguna tidak bisa menolak masuknya email sampah atau spam ke dalam kotak suratnya.
Meskipun telah memastikan layanan email sedang sekarat, Zuckerberg mengatakan Facebook hanya memberikan pilihan bagi para pengguna, apakah mereka akan menggunakan layanan email atau Facebook. "Semua kembali kepada pengguna," kata Zuckerberg.
Dailymail|Rini K