Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Tak Ada Taksonom, Tak Ada Spesies Baru  

image-gnews
LIPI
LIPI
Iklan
TEMPO Interaktif, Jakarta - Dalam ekspedisi ke perairan Kalimantan maupun ke Laut Natuna, yang digelar pada 4-16 November 2010, tim gabungan Dikti-LIPI berhasil menjaring ribuan ikan dan satwa laut lainnya. Meski banyak satwa yang tertangkap pukat itu sebenarnya baru mereka lihat untuk pertama kali, para ilmuwan yang tergabung dalam ekspedisi tersebut belum berani memastikan apakah di antara satwa itu ada spesies baru.

Ahli ikan demersal LIPI, Fahmi, mengatakan ekspedisi itu tidak menemukan spesies baru untuk sementara ini. Padahal, dalam ekspedisi ke Laut Natuna, tim ilmuwan menemukan 1.224 ikan dari 105 spesies dan 44 famili. "Sebetulnya kami banyak menemukan organisme yang baru kami lihat pertama kali," ujarnya. "Terus terang kami memiliki keterbatasan, tidak tahu apakah itu spesies baru atau tidak, jadi hanya bisa sampai ke level genus, karena tidak ada ahli taksonomi."

Minimnya ahli taksonomi Indonesia, terutama taksonom bidang kelautan, telah lama menjadi batu sandungan dalam ekspedisi keanekaragaman hayati selama ini. "Sekarang ini ahli taksonomi kelautan kurang dari lima orang," kata Suharsono, Kepala Pusat Penelitian Oseanografi LIPI. "Target kami adalah meningkatkan jumlah taksonom muda."

Joint research ini pun diharapkan dapat melahirkan para ahli taksonomi baru. "Laut Indonesia memiliki keanekaragaman hayati tertinggi di dunia, namun jumlah taksonom masih sangat sedikit," kata Suharsono. "Bersama Ditjen Dikti, kami membangun crash program untuk taksonom lewat perguruan tinggi.

Selain berusaha menjaring taksonom muda, ekspedisi ini menargetkan penerbitan sedikitnya 25 tulisan ilmiah dalam jurnal nasional, dan tiga atau empat karya ilmiah untuk jurnal internasional. Lebih dari 15 bidang penelitian akan dilakukan dalam ekspedisi ini, mulai biodiversitas laut; dinamika laut, seperti pola arus, kimia, dan batimetri laut; sampai aspek sosial ekonomi di wilayah perbatasan. "Tapi publikasi tulisan ilmiah itu butuh waktu, mohon sabar," kata Dirhamsyah, koordinator ekspedisi perairan Kalimantan Selatan dan ekspedisi Laut Natuna. "Berdasarkan pengalaman, penerbitan di jurnal internasional memerlukan satu hingga dua tahun karena harus dikirim ke beberapa reviewer internasional."

Sebanyak 58 peneliti terlibat dalam ekspedisi yang bertujuan melengkapi data keanekaragaman hayati di kedua wilayah itu. Peserta ekspedisi terdiri atas 24 dosen perguruan tinggi negeri maupun swasta dan 24 peneliti serta 12 teknisi senior dari Pusat Penelitian Oseanografi LIPI.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

TJANDRA DEWI

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

26 November 2023

Kepala Badan Riset Nasional (BRIN) Laksana Tri Handoko dalam diskusi Ngobrol @Tempo bertajuk
BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

BRIN memberikan penghargaan tertinggi kepada periset Indonesia yang berprestasi, dan kepada tokoh yang telah memberikan andil kemajuan iptek.


Jokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti

19 Agustus 2023

 Presiden RI Joko Widodo menyampaikan sambutan saat menghadiri Muktamar XXIII Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) di Medan, Sumatra Utara, Sabtu 19 Agustus 2023. ANTARA/Gilang Galiartha
Jokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti

Jokowi mendorong pelajar Muhammadiyah untuk memiliki kemampuan iptek dan juga budi pekerti yang baik


Jokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045

15 Juni 2023

Presiden Joko Widodo menyampaikan pernyataan terkait Piala Dunia U-20, di Istana Merdeka, Selasa, 28 Maret 2023. YouTube/Sekretariat Presiden
Jokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045

Presiden Joko Widodo alias Jokowi membeberkan tiga hal penting yang menjadi acuan menuju visi Indonesia Emas 2045. Simak detailnya.


Memahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya

10 Desember 2022

Demonstran Anti Globalisasi berdemonstrasi menentang pertemuan World Economy Forum di Jenewa, (1/2).  AFP PHOTO / NICHOLAS RATZENBOECK
Memahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya

Dengan adanya globalisasi, segala aktivitas manusia semakin mudah. Namun lihat juga dampak negatif dan positifnya.


Di Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis

3 Desember 2022

Tangkapan layar - Presiden Jokowi saat menghadiri Peringatan HUT ke 77 PGRI dan Hari Guru Nasional di Semarang, Jawa Tengah, Sabtu 3 Desember 2022. ANTARA/Indra Arief Pribadi)
Di Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis

Jokowi meminta para guru memastikan anak didiknya menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi


Siti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya

25 November 2022

Siti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya

MPR membuka pintu lebar-lebar kepada seluruh elemen bangsa termasuk para mahasiswa untuk berkunjung dan mendapatkan semua informasi.


BRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan

10 November 2022

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menyelenggarakan penganugerahan Habibie Prize 2022, yang bekerja sama dengan Yayasan SDM-IPTEK, pada Kamis, 10 November 2022. (Tangkapan layar YouTube/BRIN)
BRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan

Penghargaan Habibie Prize 2022 diberikan pada empat ilmuwan yang memberikan kontribusi di bidang iptek dan inovasi.


Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek

4 November 2022

Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek

Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menyelenggarakan Symposium on State Ideology and International Conference on Digital Humanities 2022 di Institut Teknologi Bandung.


Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional

20 April 2022

Ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi (Iptekin) telah menjadi salah satu faktor utama bagi negara-negara maju dalam mempercepat program pembangunan nasional di berbagai sektor, terlebih pada sektor pembangunan ekonomi berbasis pengetahuan.
Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional

Ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi (Iptekin) telah menjadi salah satu faktor utama bagi negara-negara maju dalam mempercepat program pembangunan nasional di berbagai sektor, terlebih pada sektor pembangunan ekonomi berbasis pengetahuan.


Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

20 April 2022

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia | Source foto: freepik
Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia