Dengan dana hibah dari Direktorat Sains dan Teknologi, Department of Homeland Security, sebuah tim insinyur dari University of Missouri dan University of Sydney di Australia mengembangkan sejenis kaca resisten ledakan yang jauh lebih ringan, lebih tipis, dan tak berwarna, tapi cukup kuat menahan tekanan yang diakibatkan ledakan, gempa bumi, atau hurikan.
Memasang kaca antiledakan di gedung-gedung yang berpotensi menjadi target serangan teroris atau di wilayah yang kerap dilanda cuaca buruk dapat menyelamatkan jiwa. Teknologi kaca tahan ledakan yang ada sekarang ini, yang melindungi gedung pemerintah, mobil kepresidenan, tebalnya lebih dari novel 300 halaman, sehingga tak dapat diletakkan dalam kerangka jendela biasa. Selain itu, penggantian jendela kaca standar dalam struktur yang ada menjadi amat sulit dan mahal.
Berbeda dengan jendela resisten ledakan saat ini yang terbuat dari lapisan polimer murni, desain baru tersebut menggunakan komposit plastik yang mempunyai beberapa lapisan polimer yang diperkuat dengan serat kaca dan tebalnya hanya seperempat inci. Panel kaca ini juga terbukti lolos tes ledakan. "Hasilnya fantastis," kata Sanjeev Khanna, peneliti utama proyek tersebut yang juga dosen teknik mekanik di Missouri. "Meski bagian tepi panel itu retak, permukaan sebelah depannya tetap utuh."
Rahasia kesuksesan desain ini adalah serat kaca panjang dalam bentuk jalinan kain yang direndam dengan plastik cair dan diikat dengan perekat. Panel itu adalah lapisan kaca yang diperkuat dengan plastik bening di antara dua lapisan tipis kaca. Lem yang merekatkan semua lapisan itu juga bening. Panel kaca tersebut mirip sandwich, dengan dua lapisan kaca tipis sebagai rotinya dan serat kaca panjang serta plastik cair sebagai lapisan mentega di tengahnya.
SCIENCEDAILY | TJANDRA