Cut Chicago, misalnya, restoran kelas atas di tepi utara Sungai Chicago, menginvestasikan modal tak kurang dari US$ 28 ribu atau sekitar Rp 252 juta untuk membeli 40 iPad sebagai “buku menu” pilihan anggur.
Restoran ini menggandeng perusahaan teknologi untuk menciptakan aplikasi yang memperlihatkan gudang anggur virtual. Tak kurang dari 750 jenis anggur, foto botol anggur yang tersusun rapi, informasi harga, dan daerah asal anggur terpampang di iPad.
Tak hanya itu, konsumen pun bisa mengakses informasi rasa, komposisi, bahkan peta kebun anggur tersebut.
"Kami akan menambahkan video dan mempermudah pelanggan memesan nama anggur favorit baru mereka melalui email," ujar Matt Moore, mitra pengelola restoran itu.
Penjualan anggur dengan dukungan iPad di restoran itu cukup signifikan. Mitra Moore, David Flom, mengaku harus berinvestasi cukup besar untuk iPad ini.
Tapi itu sebanding dengan keuntungan yang diperoleh. "Saya lihat peningkatan anggur per pelanggan hingga 20 persen," ujar Flom.
Restoran lain yang juga memakai iPad adalah Au Bon Pain. Enam dari 220 lokasi restoran sudah menggunakan perangkat ini untuk melayani pelanggannya.
Ed Frechette, Wakil Presiden Pemasaran di Boston, mengatakan iPad telah menyederhanakan proses pemesanan ketimbang memakai kertas.
Ada pula 4Food di New York. Di sana, pengunjung dapat mengembangkan dan mengusulkan nama burger pesannanya. iPad sudah melengkapi delapan kiosnya.
Mereka berencana mengembangkan menu di perangkat dengan platform Android dan BlackBerry. Restoran Celebrity Cruises memiliki 75 iPad yang menyajikan aneka menu restoran di atas kapal itu.
Penggunaan iPad di restoran memberikan kenyamanan bagi pelanggan juga menciptakan banyak aplikasi. Tak hanya menu tapi juga terhubung dengan layanan pembayaran elektronik.
Meski penggunaan iPad mulai marak, beberapa restoran masih menyediakan menu pesanan dengan kertas. Karena ada pula pelanggan yang masih memilih kertas dan enggan memakai iPad.
YAHOONEWS | AP | DIAN YULIASTUTI