TEMPO Interaktif, Bekasi - PT Toshiba Visual Media Network Indonesia meluncurkan televisi seri power TV untuk membidik konsumen pasar menengah ke bawah.
Senior Marketing Manager PT Toshiba Visual Media Network Indonesia Fransisca Maya mengatakan Toshiba menargetkan dengan produk-produk baru ini mampu menyumbang penjualan hingga 40 hingga 50 persen.
"Kami optimistik produk ini diminati konsumen," ujar Fransisca Maya disela-sela pekuncuran seri televisi ini di Hotel Horison Bekasi, hari ini.
Tak hanya optimistik dengan penjualan produk baru, Fransisca juga mengatakan Toshiba menargetkan menguasai pasar nomor satu pada 2012.
Toshiba meluncurkan tiga seri televisi yakni Power Booster 1 (PB1), Power Saver 1 (PS1) dan Power Charger 1 (PC1). Ketiganya diklaim sebagai seri televisi yang mempunyai kebutuhan fitur hemat energi. Konsumsi listrik bervariasi dibawah 100 watt. Bahkan PC1 hanya butuh 39 watt.
Seri PB1 merupakan TV LCD berfitur cool cathode Flourescent (CCFL) untuk gambar yang sempurna. Dilengkapi pula dengan speaker audio, power Meta brain untuk kejernihan gambar.
Seri PS1 menggunakan teknologi LED untuk pencahayaan. Dilengkapi fitur autoview untuk kontras gambar dan hemat listrik. Sedangkan PC1 merupakan televisi LED. Seri ini menjadi andalan dengan tambahan fitur baterei yang dapat diisi ulang.
Dengan tambahan fitur baterei ini, televisi dapat menyala maksimal dua jam saat mati listrik. "Seri ini dipasarkan khusus di Asean khususnya di Indonesia yang sering alami listik mati," ujar
Fransisca meyakini , inovasi teknologinya cukup memenuhi kebutuhan konsumen dan harganya cukup terjangkau untuk pasar menengah ke bawah. Seri televisi.
Seri Power TV ini dikeluarkan bervariasi dalam ukuran 24 inci,32 inci dan 40 inci. Harganya dibandrol mulai dari Rp 2 juta hingga Rp 3 juta.
Fransisca juga mengatakan pasar televisi Indonesia saat ini masih sangat besar. Pada tahun ini diperkirakan industri televisi bakal tumbuh sembilan persen.
Saat ini pasar televisi masih di dominasi televisi tabung. Namun makin lama makin mengecil dan tergantikan oleh televisi LCD. Pasar TV LCD saja baru mencapai 15 persen dari total penjualan.
DIAN YULIASTUTI