Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Alien Mungkin Rakus dan Gemar Menjajah  

image-gnews
Stephen Hawking. AP/Dave Einsel
Stephen Hawking. AP/Dave Einsel
Iklan
TEMPO Interaktif, Cambridge - Stephen Hawking, ilmuwan terkemuka Inggris, pernah memperingatkan bahwa makhluk luar angkasa mungkin tidak seramah yang diharapkan manusia bahkan berpeluang menaklukkan dan mengkolonisasi planet apa saja yang mereka datangi.

“Alien yang memiliki kecerdasan maju kemungkinan menjadi nomaden, mencari planet baru untuk ditaklukkan,” kata Hawking. “Jika demikian, masuk akal bagi mereka untuk mengeksploitasi setiap planet baru untuk membuat lebih banyak pesawat antariksa lagi.”

Pernyataan Hawking tersebut didukung oleh sebuah studi yang dilakukan Simon Conway Morris, ilmuwan dari University of Cambridge, Inggris. Ketika mempertimbangkan prospek adanya kehidupan makhluk cerdas di luar angkasa, Morris menyatakan umat manusia harus bersiap menghadapi kemungkinan terburuk, yaitu bahwa manusia hanya sendirian, atau alien sama rakus dan gemar mengeksploitasi sumber daya alam seperti manusia.

Studi baru itu menyatakan, dua opsi tersebut kemungkinan besar adalah satu-satunya peluang. Pertimbangannya, evolusi dapat diprediksi, dan biosfer alien seharusnya menghasilkan makhluk cerdas sama seperti manusia, dengan keahlian teknologi dan kebutuhan sumber daya yang kian meningkat.

Namun fakta bahwa hingga saat ini manusia belum pernah bertemu makhluk luar angkasa cenderung mengarah ke peluang terakhir, bahwa manusia hanya sendirian di alam semesta ini. “Pada saat ini, seperti hasil observasi selama ini, sangat sepi di luar sana,” kata Morris. “Mengingat banyak sistem planet yang miliaran tahun lebih tua daripada kita, saya menduga kita adalah hasil pemanggangan paling sempurna di masa Cambrian.”

Conway Morris mengatakan, evolusi dapat diprediksi, menghasilkan produk yang relatif dapat diperkirakan. Hipotesis itu menyebutkan bahwa kehidupan asing itu, bila pun ada, seharusnya amat mirip dengan kehidupan di muka bumi, memiliki kecerdasan yang tak jauh berbeda dengan manusia. Makhluk luar angkasa itu mungkin terlihat ganjil, namun perbedaannya hanya sebatas penampilan luarnya.

Ada alasan untuk mewaspadai makhluk luar angkasa itu, kata Conway Morris. “Jika makhluk cerdas itu ada, mereka akan tampak mirip kita, dan mengingat sejarah manusia yang penuh kekerasan, hal ini harus kita pikirkan,” katanya dalam laporan yang dipublikasikan dalam jurnal Philosophical Transactions of the Royal Society A.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kemungkinan bahwa alien itu rakus dan imperialistis memang menakutkan, namun Conway Morris memikirkan skenario lain yang peluangnya jauh lebih tinggi. “Besar kemungkinan kita hanya sendirian di alam semesta ini,” katanya.

Kosmos teramat luas, mungkin terdiri dari sedikitnya 100 miliar galaksi, dan tata surya kita relatif masih muda dibandingkan bagian alam semesta lain, 4,6 miliar tahun dibandingkan 13,7 miliar tahun. “Fakta bahwa makhluk luar angkasa itu tampaknya tak pernah mengontak kita adalah indikasi kuat dia memang tak ada di luar sana,” kata Conway Morris.

LIVESCIENCE | TJANDRA

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Pilih 5 Program Studi Perguruan Tinggi Bagi yang Ingin Berkarier di BMKG

56 hari lalu

Pegawai BMKG menunjukkan bagan prediksi cuaca di Kantor BMKG Jakarta, Selasa 7 Januari 2020. (ANTARA/Katriana)
Pilih 5 Program Studi Perguruan Tinggi Bagi yang Ingin Berkarier di BMKG

Ingin bekerja di Badan Meterologi, Klimatologi, dan Geofisika? Berikut 5 program studi di perguruan tinggi yang dibutuhkan BMKG.


Fenomena Astronomi 2024, 5 Gerhana Bulan dan Matahari Tidak Melintasi Indonesia

6 Januari 2024

Fase awal gerhana bulan sebagian (U1) di Bekasi, Jawa Barat, Minggu, 29 Oktober 2023 dinihari. Fase U1 ini terjadi saat sebagian piringan bulan masuk ke umbra Bumi. ANTARA. FOTO/Paramayuda
Fenomena Astronomi 2024, 5 Gerhana Bulan dan Matahari Tidak Melintasi Indonesia

Ada lima gerhana bulan dan matahari yang akan terjadi pada tahun 2024.


Fenomena Astronomi Desember, Hujan Meteor Geminid Sampai Malam Natal

5 Desember 2023

Hujan meteor Geminid. (nasa.gov)
Fenomena Astronomi Desember, Hujan Meteor Geminid Sampai Malam Natal

Beberapa fenomena astronomi mewarnai langit malam Desember 2023.


Fenomena Langit Oktober Diwarnai Gerhana Bulan dan Tiga Hujan Meteor

4 Oktober 2023

Gerhana Bulan terlihat di Bangkok, Thailand, 8 November 2022. REUTERS/Athit Perawongmetha
Fenomena Langit Oktober Diwarnai Gerhana Bulan dan Tiga Hujan Meteor

Gerhana bulan akan terjadi pada Ahad dini hari, 29 Oktober 2023.


Jakarta Raih 4 Medali Bidang Astronomi di OSN, Ini Kata Pelatih dari Planetarium Jakarta

6 September 2023

Olimpiade Sains Nasional atau OSN 2023. Dok. Puspresnas
Jakarta Raih 4 Medali Bidang Astronomi di OSN, Ini Kata Pelatih dari Planetarium Jakarta

DKI Jakarta meraih juara umum pada Olimpiade Sains Nasional atau OSN 2023 dengan total 71 medali.


Dzaky Rafiansyah Raih Dua Perak Olimpiade Astronomi Berturutan, Ini Rahasianya

4 September 2023

Dzaky Radiansyah bersama medali perak yang diraihnya di International Olympiad on Astronomy and Astrophysics (IOOA) ke-16 2023. Foto: Pribadi
Dzaky Rafiansyah Raih Dua Perak Olimpiade Astronomi Berturutan, Ini Rahasianya

Dzaky mengaku menyukai astronomi sejak kelas 3 SMP.


Peserta OSN Berbagi Cerita Seru Astronomi, Amati Konjungsi Saturnus dan Super Blue Moon

3 September 2023

Suasana pengamatan Super Blue Moon di Taman Ismail Marzuki, Jakarta, 30 Agustus 2023. Foto: Tempo/Maria Fransisca Lahur
Peserta OSN Berbagi Cerita Seru Astronomi, Amati Konjungsi Saturnus dan Super Blue Moon

Peserta OSN 2023 berbagi cerita kegemarannya terhadap bidang astronomi.


Tak Dianggap Lagi Planet, Begini Sejarah Penemuan Pluto

27 Agustus 2023

Gunung es di Pluto. (newsweek.com)
Tak Dianggap Lagi Planet, Begini Sejarah Penemuan Pluto

Pluto ditemukan pada 1930. Penemuan tersebut menjadi berita utama di seluruh dunia.


Mengapa Pluto Tak Masuk Lagi Kategori Planet?

27 Agustus 2023

Fitur
Mengapa Pluto Tak Masuk Lagi Kategori Planet?

Pluto sejak 2026 tidak lagi masuk dalam kategori planet karena tidak memenuhi satu dari tiga kriteria definisi planet.


Dari Layani Warga di Peneropongan Hingga Dua Kali Ikut Olimpiade Astronomi, Ferdinand Kini Bawa Medali Perunggu dari Polandia

22 Agustus 2023

Lima Siswa Terpilih Wakili Indonesia di Ajang International Olympiad on Astronomy and Astrophysics 2023. pusatprestasinasional.kemdikbud.go.id
Dari Layani Warga di Peneropongan Hingga Dua Kali Ikut Olimpiade Astronomi, Ferdinand Kini Bawa Medali Perunggu dari Polandia

Menurut Ferdinand, pengajar dan mentor pada pelatnas menargetkan untuk mendapatkan medali pada olimpiade astronomi itu.