TEMPO Interaktif, Jakarta - Setelah dirundung berbagai persoalan, Aora TV kembali beroperasi mulai Desember tahun lalu. Peluncuran kembali perusahaan televisi satelit itu dilakukan hari ini di Jakarta.
“Kami mulai dari awal lagi sejak 1 Desember,” kata Guntur S. Siboro, Direktur Marketing dan Penjualan Aora TV, saat peluncuran tersebut. “Sejak saat itu jumlah pelanggannya sudah ribuan, tapi tidak bisa saya sebutkan jumlahnya.”
Sejak terganjal kasus hak siar dan dirumahkannya 90 persen karyawan lantaran pelanggan menghentikan langganan setelah hak siar Liga Inggris berakhir, Aora TV sempat tak terdengar kabar beritanya. Namun pada akhir tahun lalu Guntur meyakinkan publik bahwa Aora TV masih bisa bernafas dan sedang merestrukturisasi perusahaannya.
Wajah baru Aora pun diperlihatkan. Guntur mengatakan, peluang masih sangat besar di bisnis tersebut. Saat ini, kata dia, dari antara 40 juta rumah yang memiliki televisi baru satu juta rumah yang berlangganan televisi satelit. "Jadi masih ada 39 juta yang belum menikmati siaran televisi berkualitas," katanya.
Perubahan itu tampak pada logo perusahaan yang tak lagi memakai huruf kapital berwarna merah. Kini perusahaan memakai huruf kecil berwarna hitam dan huruf O diberi warna pelangi. “Huruf kecil itu artinya bersahabat dan mudah didekati,” kata Guntur.
Selain logo, Aora juga tampaknya memberi perhatian pada hiburan keluarga. Ini tampak pada paket-paket yang ditawarkan.
Guntur mengatakan, pilihan paket itu sudah melalui survei yang menemukan bahwa kebanyakan penonton televisi berbayar hanya menyaksikan saluran yang relevan dengannya.
Berbekal hasil survei itu Aora kemudian mendesain empat paket baru, mulai dari harga berlangganan Rp 59.000 per bulan untuk 26 saluran bertema anak-anak dan keluarga (Paket Asyik), Rp 99 ribu per bulan untuk 36 saluran (paket Cihuy), Rp 159 ribu per bulan untuk 46 saluran (Paket Siip), dan Rp 229 ribu per bulan untuk 50 saluran (paket Mantap).
DEDDY SINAGA