TEMPO Interaktif, Fukushima - Radiasi yang dilepaskan pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima Daiichi memiliki dampak jangka panjang pada lingkungan di sekitarnya. Ilmuwan memperkirakan paparan radiasi itu akan bertambah parah dari hari ke hari.
Misalnya, 30 hari setelah kecelakaan pada 11 Maret 2011, pohon, burung, dan mamalia yang tinggal di hutan terpapar radiasi dengan dosis 100 kali lebih besar dari batas aman. Adapun biota laut, seperti ikan dan alga terpapar radiasi 1000 kali lebih besar.
Temuan ini didapatkan ahli radioekologi bersama French Institute of Radioprotection and Nuclear Safety (ISRN) setelah meneliti sampel dosis radiasi. Sampel diambil dari tanah kawasan hutan yang terletak 25-45 kilometer barat laut Fukushima. Peneliti juga mengambil sampel dari kawasan laut yang terletak dekat dengan reaktor. Seluruh bahan penelitian diambil pada akhir Maret.
Tim asal Prancis menemukan 50 radioisotop terlepas dari reaktor. Isotop dengan kandungan terbanyak adalah iodin-131 dan caesium-137. Pada akhir Maret, konsentrasi caesium-137 dengan waktu paruh 30 tahun mencapai 47.000 becquerel per liter air laut, dan 72.900 becquerel per kilogram tanah. 1 Becquerel setara satu peluruhan radioaktif per detik.
Selanjutnya, dari informasi kandungan isotop tersebut, peneliti menghitung dosis radiasi yang diterima berbagai makhluk hidup. Perangkat lunak bernama ERICA (Environmental Risk from Ionising Contaminants) digunakan dalam penelitian sehingga radiasi terserap per kilogram jaringan tisu setiap hari bisa didapatkan.
Baca Juga:
Hasil perhitungan memperlihatkan organisme laut, seperti ikan pari, moluska, udang, dan rumput laut coklat di lepas Pantai Fukushima terpapar radiasi yang berpotensi meningkatkan risiko kematian. Organisme daratan juga mendapatkan dosis yang lebih kecil, namun tetap saja berpotensi menghambat keberhasilan proses reproduksi burung, binatang pengerat, dan pohon.
"Perhitungan ini memang masih kasar," ujar salah seorang peneliti, Thomas Hinton. "Kami butuh lebih banyak sampel agar bisa menyimpulkan kondisi lingkungan seluruh wilayah Fukushima."
NATURE | ANTON WILLIAM