TEMPO Interaktif, Paris - Sebuah foto satelit baru memperlihatkan awan sulfur dioksida yang membubung dari kompleks vulkanik Puyehue-Cordón Caulle di Cile, yang terletak di Andes, sekitar 600 kilometer sebelah selatan Santiago. Setelah tidur selama lebih dari 50 tahun, serangkaian gempa bumi memberi pertanda dimulainya erupsi gunung api besar itu.
Pada 4 Juni lalu, sebuah retakan terbuka, mengirim awan abu vulkanik dan gas yang menjulang tinggi lebih dari 10 kilometer. Ribuan orang harus dievakuasi ketika lapisan abu tebal dan batu apung berjatuhan dan menyelimuti area permukiman. Bandar udara di Cile dan Argentina ditutup karena peristiwa itu.
Citra yang diperoleh pada 6 Juni tersebut menggunakan data dari Infrared Atmospheric Sounding Interferometer pada satelit MetOp-A milik Eumetsat. "Ketika erupsi berlanjut, citra satelit itu memperlihatkan bagaimana kekuatan angin yang semula menyapu awan sulfur dioksida ke utara kemudian meniupnya ke timur melintasi Argentina dan ke selatan Samudera Atlantik," kata Badan Antariksa Eropa (ESA) dalam situsnya. Angin barat yang kuat sering ditemui pada kawasan itu karena daerah tersebut terletak di dalam sabuk "Roaring Forties".
Yang menarik, ketika berada di atas Atlantik Selatan, awan abu itu berbelok tajam ke utara karena sistem tekanan menyebabkan angin berubah arah.
Kompleks Puyehue-Cordón Caulle adalah sebuah rantai gunung api yang mencakup gunung api Puyehue, kaldera Cordilera Nevada, dan zona celah Cordón Caulle. Peristiwa ini tampaknya berasal dari zona celah dan yang paling serius sejak erupsi 1960, yang berasal dari lubang yang sama. Cile memiliki lebih dari 3.000 gunung api, tapi hanya 80 yang aktif.
Citra itu merepresentasikan konsentrasi sulfur dioksida yang berada dalam kolom atmosfer vertikal. Gambar itu dibuat menggunakan data dari interferometer, yang dikembangkan oleh Badan Antariksa Prancis (CNES) untuk MetOp-A.
SCIENCEDAILY | ESA | TJANDRA