TEMPO Interaktif, Jakarta - Kebutuhan akan koneksi Internet makin meningkat seiring dengan berlimpahnya perangkat yang bisa dipakai untuk menjelajah di ranah maya dan mengakses situs jejaring sosial. Sebuah survei yang dirilis Cisco menunjukkan sekitar 2.800 mahasiswa dan profesional muda berusia di bawah 30 tahun dari 14 negara terobsesi dengan berbagai aktivitas di Internet.
Menurut penelitian bertema Cisco Connected World Technology Report 2011, satu dari tiga mahasiswa dan profesional muda tadi menganggap Internet sama pentingnya dengan kebutuhan dasar manusia seperti udara, air, makanan, dan tempat tinggal. Separuh dari responden tersebut juga menyatakan mereka tidak dapat hidup tanpa Internet dan menilai Internet sebagai "bagian penting dalam hidup mereka".
"Dunia kita sedang berubah menjadi semakin dipengaruhi oleh Internet, bahkan dirasakan oleh generasi berikutnya," kata Marie Hattar, Vice President Enterprise Marketing Cisco, dalam keterangan tertulisnya, Senin, 26 September 2011.
Saking pentingnya terhubung dengan Internet, bisa disimpulkan bahwa responden lebih memilih Internet ketimbang mobil, berkencan, dan pesta. Sekitar dua dari tiga orang atau 64 persen dari total orang yang disurvei menyatakan akan memilih Internet daripada mobil.
Dua dari lima mahasiswa juga menyatakan Internet lebih penting bagi mereka dibandingkan berkencan, pergi keluar bersama teman, atau mendengarkan musik. Mereka juga memilih memperbarui status di Facebook lebih asyik keimbang berkumpul bersama teman. Dalam tempo satu jam, sebanyak 84 persen mahasiswa mengaku paling tidak mendapatkan satu pesan di akun media sosialnya, pesan instan, dan panggilan telepon.
Sejalan dengan pentingnya aktivitas berinternet dalam kehidupan sehari-hari, sebanyak 66 persen dari total responden menyatakan perangkat mobile seperti laptop, smartphone, dan komputer tablet merupakan “teknologi paling penting dalam hidup mereka.”
Dari perspektif global, pasar ponsel pintar terus tumbuh dan menjadi perangkat yang paling banyak dipakai ketimbang komputer desktop. Sebanyak 19 persen mahasiswa menilai smartphone adalah perangkat “paling penting”, sementara 20 persen mahasiswa menganggap komputer desktop lebih penting ketimbang ponsel pintar.
Banyaknya mahasiswa yang memilih ponsel ketimbang komputer desktop merupakan indikasi dari tren smartphone yang akan semakin meningkat. Temuan ini juga menimbulkan perdebatan masih pentingkah berada di kantor dibandingkan kemampuan untuk terkoneksi ke Internet dan bekerja di mana saja, seperti di rumah atau tempat umum.
Dalam survei sebelumnya yang dilakukan tahun 2010, tiga dari empat karyawan atau sebanyak 60 persen pekerja menyatakan produktivitas bisa dilakukan di mana saja, tanpa harus di kantor.
RINI KUSTIANI