TEMPO Interaktif, Sacramento - Ginger, orangutan Sumatera tertua di Amerika Serikat, mati setelah tim dokter melakukan eutanasia atau tindakan mengakhiri kehidupan makhluk hidup di Kebun Binatang Sacramento. Ginger yang berumur 56 tahun ini sengaja diakhiri hidupnya hari ini dengan cara tenang untuk mencegah penderitaan lebih lanjut dari berbagai penyakit yang berkaitan dengan usianya.
Ginger lahir di Sumatera pada 1955 dan tiba di ibu kota California pada 1984 setelah sebelumnya berada di kebun Binatang di St Paul, Minnesota, dan Chicago. "Sebagai ibu pemimpin dari kelompok orangutan, Ginger adalah duta kehidupan liar yang spektakuler. Dia menginspirasi dan memotivasi pengunjung kebun binatang untuk aktif dalam aksi konservasi," ujar Leslie Field, supervisor mamalia kebun binatang.
Ginger telah diobati selama beberapa waktu karena penyakit yang dideritanya seperti radang sendi. Namun akhir-akhir ini ia mengalami masalah neurologis dengan terganggunya penglihatan dan koordinasi. Bahkan pada Senin malam ia tak bisa bergerak sendiri kembali ke kandangnya.
Ginger hingga ajal menjemputnya tak memiliki keturunan. Kematiannya meninggalkan dua orangutan lainnya yaitu Makan yang orangutan jantan berumur 8 tahun dan Cheli, orangutan betina berumur 29 tahun.
Orangutan tertua di Amerika Serikat saat ini adalah Tia, seekor betina berumur 55 tahun yang berada di Sedgwick County Zoo di Kansas. Mamalia ini dapat hidup sampai 30 tahun di alam liar dan bisa sekitar 50 tahun di penangkaran. Tetapi umur Ginger telah melampaui harapan. "Di alam liar banyak ancaman. Terutama kekurangan makanan dan habitat. Di sini kami menjaga mereka tetap aman dan memastikan asupan makanan dengan diet sehat," ujar Tonja Swank, juru bicara Kebun Binatang Sacramento.
Orangutan yang berasal dari Indonesia dan Malaysia adalah mamalia kera terbesar di Asia. Orangutan Sumatera masuk dalam kategori jenis yang dilindungi. Perkiraan saat ini hanya 20 ribu hingga 30 ribu saja orangutan yang hidup di alam liar.
RUETERS I ISMI WAHID