TEMPO.CO, Jakarta - Warsito Purwo Taruno menciptakan kutang pembasmi kanker dengan tekun dan teliti. Alasannya adalah untuk mengobati kanker payudara kakaknya, Suwarni, yang sudah stadium empat.
Semuanya bermula pada Februari 2010 lalu. Ketika itu, dokter memvonis umur Suwarni tinggal dua tahun lagi karena kanker ganas di buah dadanya. “Inilah awal mula inspirasi saya,” kata Warsito.
Sejak itu, ia tekun di laboratoriumnya di kawasan Modern Land Tangerang. Latar belakangnya sebagai penemu pemindai berbasis medan listrik dipakai untuk menciptakan alat baru.
Sadar tak punya keahlian di bidang anatomi tubuh manusia, ia kemudian melahap berbagai buku biologi. Di antaranya Molecular Cell Biology, Principles of Internal Medicine, dan berbagai jurnal ilmiah lainnya.
Ia juga dibantu 20 staf, yang lima di antaranya bergelar doktor. “Termasuk dua ahli kesehatan dari Rumah Sakit Dharmais dan Universitas Gadjah Mada,” kata Warsito.
Berkutat selama kurang lebih enam bulan, alat itu kemudian dicobakan ke Suwarni pada September 2010. Suwarni menggunakan alat itu 24 jam sehari selama dua bulan. Hasilnya menakjubkan. Pada November, dokter menyatakan kanker payudaranya negatif.
TITO SIANIPAR