TEMPO.CO, Jakarta - Peter Higgs memandang hujan. Ia menyadari bahwa rencananya berkemah di Western Highland, Skotlandia, berantakan. Ia bakal menghabiskan akhir pekannya di depan rumus. Waktu itu tahun 1964, usianya 35 tahun.
Hujan itu ternyata penuh berkah. Ketika itulah, kata koleganya, Alan Walker, teori mengenai partikel yang menjelaskan asal-usul massa dalam setiap benda berpijar di kepala Higgs. "Oh..., aku tahu bagaimana melakukannya," kata Walker, mengutip teriakan Higgs waktu itu. Majalah Tempo menurunkan laporan soal penemuan partikel Tuhan ini.
Partikel itu kemudian dinamai Higgs boson (partikel Higgs). Belakangan--dan ini dibenci Higgs yang ateis--temuannya mendadak populer disebut partikel Tuhan. Pria kelahiran New Castle yang tinggal di Edinburg ini mencoba menerbitkan teorinya di jurnal Physics Letter milik European Organization for Nuclear Research (CERN). Eh, CERN menolaknya. Higgs akhirnya mempublikasikan temuannya di jurnal Amerika, Physical Review Letter.
Empat puluh delapan tahun kemudian, di fasilitas pemercepat partikel Large Hadron Collider (LHC) milik CERN di Jenewa, Swiss. "Kami melihat bukti jelas keberadaan partikel baru," ujar ahli fisika Fabiola Ganotti dengan aksen Italia, Rabu lalu. Partikel baru itu konsisten dengan ciri partikel Higgs. "Tingkat keyakinan kami atas keberadaan partikel itu pada 5 sigma alias 99,9999 persen," ujar juru bicara tim ATLAS, salah satu grup pemburu partikel Tuhan di LHC.
Pengumuman tim ATLAS melengkapi pernyataan yang disampaikan dua jam sebelumnya oleh tim pemburu yang menggunakan detektor Compact Muon Solenoid (CMS)--juga di fasilitas LHC. "Ini salah satu temuan terbesar dalam 30-40 tahun terakhir," ujar fisikawan tim CMS, Joe Incandela, seperti dilaporkan wartawan Tempo dari tempat perhelatan itu.
Temuan itu disambut meriah di berbagai penjuru dunia. Di kota yang tak pernah tidur, New York, bar tutup pukul 04.45. Namun puluhan fisikawan 'memaksa' tempat nongkrong mereka di Columbia University tetap buka sambil menonton pengumuman dari CERN di televisi layar datar 54 inci. Menjelang akhir pidato Ganotti, fisikawan Michael Tuts maju dan bersiap membuka tutup botol sampanye.
Di Melbourne Convention and Exhibition Centre, Australia, ratusan fisikawan peserta pertemuan International Conference on High Energy Physics bertepuk tangan menyambut kabar baik yang berembus dari seberang Benua Kanguru itu. Di Inggris, Stephen Hawking bergembira meski kalah taruhan dengan fisikawan Michigan University, Gordon Kane. "Saya kehilangan US$ 100," ujar Hawking kepada BBC.
ANTON WILLIAM | HARI PRASETYO (JENEWA)
Berita lain:
Lebih Jauh Tentang Partikel Tuhan
Bagaimana Partikel Tuhan Diburu?
Partikel Tuhan Mulanya Partikel Laknat
Babak Baru Setelah Temuan Partikel Tuhan
Ada Lebih dari Satu Partikel Tuhan?
Partikel Tuhan dan Kiamat
Nama Unik Fisika: Dari Partikel Tuhan hingga Quark
Pencarian Angka Partikel Tuhan
Pemburu Partikel Tuhan asal Indonesia