Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke [email protected].

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Mengapa Paus Mengalami Menopause?  

Editor

Pruwanto

image-gnews
AP /Rhonda Bolling
AP /Rhonda Bolling
Iklan

TEMPO.CO, York - Menopause merupakan fenomena langka di dunia hewan. Namun bukan berarti tidak ada hewan yang mengalaminya. Seperti halnya manusia, individu betina paus pembunuh ternyata juga bisa kehilangan kemampuan untuk bereproduksi sebelum akhir masa hidup alami mereka.

Tapi, kemudian muncul pertanyaan di kalangan ilmuwan, apa keuntungan paus pembunuh mengalami menopause seperti manusia?

Para ilmuwan telah berspekulasi bahwa bagi manusia, menopause dikembangkan untuk mengurangi persaingan antar-generasi yang berbeda dari perempuan yang mampu berkembang biak dalam satu keluarga. Versi lain mengatakan individu yang sudah tua akan sulit berfokus pada kehamilan. Lebih baik bagi mereka untuk mengurus anak atau cucu yang sudah ada.

Perkiraan serupa juga berlaku bagi paus pembunuh (Orcinus orca). Para ilmuwan mengatakan menopause pada mamalia laut tersebut mungkin bertujuan agar induk yang sudah tua menaruh perhatian lebih untuk merawat anak-anak mereka hingga dewasa ketimbang hamil lagi.

"Analisis kami menunjukkan paus pembunuh jantan sangat bergantung pada induknya. Mereka harus berjuang cukup keras untuk bertahan hidup tanpa bantuan induknya," kata Dan Franks, peneliti dari University of York, Inggris, Jumat, 14 September 2012.

Kebutuhan induk untuk merawat anak-anak mereka menjadi dewasa menjelaskan mengapa paus pembunuh telah mengembangkan kondisi pasca-reproduksi terpanjang di kerajaan hewan. Individu betina paus pembunuh biasanya berhenti bereproduksi pada usia sekitar 40 tahun dari masa hidup alami mereka di angka 90-an tahun.

Franks dan rekan-rekannya dalam penelitian yang diterbitkan di jurnal Science ini mengatakan, keberadaan induk yang menopause justru meningkatkan kemampuan individu jantan untuk bertahan hidup. "Tetapi kami tidak menemukan efek yang sama pada individu betina," ujarnya.

Mereka juga menemukan kematian induk berdampak besar bagi paus pembunuh jantan. Induk yang mati pada waktu tertentu akan memicu potensi kematian hingga 14 kali lipat pada individu jantan yang berumur lebih dari 30 tahun. Namun, tidak demikian pada individu betina. Kematian induk hanya meningkatkan risiko kematian di bawah tiga kali lipat.

"Bagi anakan betina di bawah 30 tahun, justru tidak terpengaruh oleh kematian induk mereka," kata Franks. Ia berspekulasi bahwa induk paus pembunuh lebih berfokus pada kelangsungan hidup anakan jantan untuk memastikan pertumbuhannya maksimal dan pada gilirannya menyebarkan gen yang diwariskannya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Tapi mengapa induk paus tidak melakukan hal yang sama untuk anak betina? Dalam masyarakat paus pembunuh, Franks mengatakan, anakan jantan dan betina tinggal bersama induk dalam satu kelompok sepanjang hidup mereka.

Sewaktu anakan jantan kawin, anak-anaknya kelak dirawat individu betina di kelompok lain. Sementara keturunan dari anakan betina paus pembunuh akan bergabung kembali dengan kelompok induk sehingga menguras sumber daya keluarga.

"Paus pembunuh adalah hewan yang luar biasa. Kelompok sosial mereka benar-benar tidak biasa, induk dan anak-anak jantan mereka adalah teman seumur hidup," kata Emma Foster, peneliti dari University of Exeter.

Penelitian Foster menunjukkan, paus pembunuh telah mengembangkan menopause terlama dibanding spesies non-manusia sehingga dapat menawarkan kepastian bertahan hidup untuk keturunan yang lebih tua.

LIVESCIENCE | MAHARDIKA SATRIA HADI

Berita Terkait
Apa Beda iPhone 5 dan iPhone 4S?

iPhone5 Diklaim Lebih Cerdas

Apa Beda iPhone 5 dengan Samsung Galaxy S III?

iPhone 5 Telah Tiba

iPad, Gadget Pengganggu Tidur


Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Tim Mahasiswa UGM Ciptakan Sandal Terapi untuk Membantu Pemulihan Pasien Patah Tulang

14 hari lalu

Tim mahasiswa UGM berhasil menciptakan kreativitas dalam bidang kesehatan dengan produk inovasi berupa sandal berbasis Loadcell-Accelerometer untuk membantu pasien patah tulang ekstremitas bawah. Dok. UGM
Tim Mahasiswa UGM Ciptakan Sandal Terapi untuk Membantu Pemulihan Pasien Patah Tulang

Tim mahasiswa UGM berhasil mengubah kreativitas menjadi produk inovasi di bidang kesehatan yaitu manfaat sandal untuk membantu pasien patah tulang


BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

26 November 2023

Kepala Badan Riset Nasional (BRIN) Laksana Tri Handoko dalam diskusi Ngobrol @Tempo bertajuk
BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

BRIN memberikan penghargaan tertinggi kepada periset Indonesia yang berprestasi, dan kepada tokoh yang telah memberikan andil kemajuan iptek.


Jokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti

19 Agustus 2023

 Presiden RI Joko Widodo menyampaikan sambutan saat menghadiri Muktamar XXIII Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) di Medan, Sumatra Utara, Sabtu 19 Agustus 2023. ANTARA/Gilang Galiartha
Jokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti

Jokowi mendorong pelajar Muhammadiyah untuk memiliki kemampuan iptek dan juga budi pekerti yang baik


Jokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045

15 Juni 2023

Presiden Joko Widodo menyampaikan pernyataan terkait Piala Dunia U-20, di Istana Merdeka, Selasa, 28 Maret 2023. YouTube/Sekretariat Presiden
Jokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045

Presiden Joko Widodo alias Jokowi membeberkan tiga hal penting yang menjadi acuan menuju visi Indonesia Emas 2045. Simak detailnya.


Memahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya

10 Desember 2022

Demonstran Anti Globalisasi berdemonstrasi menentang pertemuan World Economy Forum di Jenewa, (1/2).  AFP PHOTO / NICHOLAS RATZENBOECK
Memahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya

Dengan adanya globalisasi, segala aktivitas manusia semakin mudah. Namun lihat juga dampak negatif dan positifnya.


Di Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis

3 Desember 2022

Tangkapan layar - Presiden Jokowi saat menghadiri Peringatan HUT ke 77 PGRI dan Hari Guru Nasional di Semarang, Jawa Tengah, Sabtu 3 Desember 2022. ANTARA/Indra Arief Pribadi)
Di Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis

Jokowi meminta para guru memastikan anak didiknya menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi


Siti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya

25 November 2022

Siti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya

MPR membuka pintu lebar-lebar kepada seluruh elemen bangsa termasuk para mahasiswa untuk berkunjung dan mendapatkan semua informasi.


BRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan

10 November 2022

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menyelenggarakan penganugerahan Habibie Prize 2022, yang bekerja sama dengan Yayasan SDM-IPTEK, pada Kamis, 10 November 2022. (Tangkapan layar YouTube/BRIN)
BRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan

Penghargaan Habibie Prize 2022 diberikan pada empat ilmuwan yang memberikan kontribusi di bidang iptek dan inovasi.


Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek

4 November 2022

Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek

Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menyelenggarakan Symposium on State Ideology and International Conference on Digital Humanities 2022 di Institut Teknologi Bandung.


Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional

20 April 2022

Ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi (Iptekin) telah menjadi salah satu faktor utama bagi negara-negara maju dalam mempercepat program pembangunan nasional di berbagai sektor, terlebih pada sektor pembangunan ekonomi berbasis pengetahuan.
Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional

Ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi (Iptekin) telah menjadi salah satu faktor utama bagi negara-negara maju dalam mempercepat program pembangunan nasional di berbagai sektor, terlebih pada sektor pembangunan ekonomi berbasis pengetahuan.