TEMPO.CO, Berlin--Mereka berdua inilah otak di belakang tampilan desain smartphone produk Sony Mobille yang kini mulai diedarkan di pasarkan, seperti Sony Xperia Ion, Xperia V yang didesain tahan air, atau paling gres Xperia T. Ditemui seusai presentasi mereka awal September lalu lalu di pameran internasional elektronik IFA di Berlin, Tom Waldner, Senior Design Manager Sony dan David de Leon, Human Interface Desain Sony, menyebut "sederhana, fokus, dan elegan" sebagai filosofi desain smartphone Sony. “Semua produk Sony harus berdasar itu, dan kami tak berhenti berpikir menciptakan seperti itu,” kata Tom.
Tom memisalkan fitur-fitur Sony yang beraneka ragam itu bagai “isi perut” pisau victorinox. “Tampaknya rumit, tapi mudah dimunculkan, harmonis, dan teroganisir dengan rapi,” katanya. Dengan konsep ini, ujar Tom, maka, semua aplikasi fitur dalam Sony harus bisa dengan cepat digunakan dan fokus seperti dibutuhkan pemiliknya. “Anda sentuh dan dia muncul sesuai yang diinginkan.”
David menunjuk, survei merupakan hal terpenting yang mereka lakukan untuk melihat apa yang dibutuhkan seseorang terhadap smartphone. Menurut David, ia pernah berpekan-pekan mengamati kebiasaan para eksekutif di New York, dalam menggunakan handphone. “Mereka kebanyakan memegang dan berjalan dengan cepat, karena setiap saat ditelepon atau menelepon,” ujarnya.
Dari sinilah, maka Sony Mobille melahirkan bentuk-bentuk Xperia yang memiliki “bentuk” punggung sedikit melengkung –sehingga nyaris tak terlihat- sementara empat sudutnya juga masih terasa sedikit agak “lancip” plus bentang lebar yang pas di tangan. “Jika digenggam nyaman, dan tidak mudah tergelincir,” ujar Tom. Tom menyatakan dirinya juga melakukan survei ke berbagai negara untuk mempelajari budaya masyarakat setempat demi mendapatkan desain yang pas, sesuai dengan negara tempat Sony dipasarkan.
“Ini penting karena kami yakin kultur setempat mempengaruhi minat mereka terhadap smarphone yang beredar,” ujarnya. Di negara Cina atau Asia, ujarnya, masyarakat misalnya biasa menyisipkan handphone di kantong celana depan, sementara di Eropa atau Amerika lebih banyak dipegang atau dimasukkan kantong baju. “Kami mempelajari budaya mereka untuk menciptakan desain apa yang cocok dan dibutuhkan publik seperti ini,” ujarnya.
Tom menunjuk Sony Xperia T, Xperia terbaru Sony, yang menurut dia lahir dari riset dan survei di sejumlah negara Eropa dan Amerika. Dengan lebar 4, 6 inci , dan kamera 13 megapiksel serta jarak untuk mengambil satu gambar dengan lainnya tak lebih 1,5 detik, smartphone itu nyaman dan seperti menempel jika digenggam serta kameranya --bahkan dalam posisi smartphone itu terkunci- siap “ditembakkan” setiap saat. Demikian jika untuk melihat video lewat layar yang memakai teknologi Bravia yang juga milik Sony. “Dipegang atau diletakkan sembari makan, seperti sejumlah kebiasaan para eksekutif, smartphone itu terlihat elegan,” katanya.
Menurut dia, sepanjang hampir sepuluh tahun terakhir, Sony terus memfokuskan pada tampilan desain mereka karena desain itu unsure penting menunjukkan “kelas Sony.” Ia mengakui juga mempelajari desain smarphone lain untuk melihat kelebihan dan kelemahannya. “Jelas saya akan mengamati setiap smartphone terbaru Samsung karena kami harus memiliki kelebihan dari mereka,” katanya.
L.R. BASKORO (BERLIN)
Berita lain:
Aktris Film Anti-Islam Innocence of Muslims Trauma
Pidatonya Disorakin, Ahok Cuek
Motif di Balik Film Anti-Islam Innocence of Muslim
Innocence of Muslims Didanai 100 Donatur Yahudi?
Hari Ini Pasca Jumatan, Demo Anti AS Memuncak
Otak Pembuat Film Anti-Islam Sering Dipenjara