TEMPO.CO, Tulsa - Para ilmuwan telah menemukan dua spesies ular yang mampu menjalani kehidupan aseksual. Ini artinya, ular betina dapat berkembang biak tanpa perlu "suntikan" sperma dari individu jantan alias tetap perawan.
Kedua spesies ular itu adalah viper copperhead (Agkistrodon contortrix) dan viper cottonmouth (Agkistrodon piscivorus). Spesies yang termasuk kelompok ular beludak atau pit viper ini hidup di alam liar di Amerika Serikat dan dikenal sebagai ular yang sangat berbisa.
Para ilmuwan dibikin terkejut setelah mereka meneliti individu betina yang sedang bunting dari masing-masing spesies ular. Analisis genetik terhadap kedua spesies menunjukkan kebuntingan itu terjadi tanpa campur tangan individu jantan.
Proses reproduksi unik yang disebut partenogenesis fakultatif ini pernah dijumpai sebelumnya pada spesies lain di penangkaran.
"Tetapi tidak pernah dialami ular di alam liar," kata Profesor Warren Booth, ketua tim peneliti dari University of Tulsa, Oklahoma, seperti dikutip Daily Mail, Sabtu, 15 September 2012.
Tim peneliti menangkap viper copperhead dan cottonmouth betina yang sedang bunting dari sebuah ladang tidak jauh dari permukiman. Individu jantan sebenarnya juga dijumpai di lingkungan tersebut, namun tampaknya si betina lebih suka melakukan reproduksi sendirian.
Mereka menemukan satu dari 22 ekor viper copperhead betina melakukan "kelahiran perawan". Sementara satu angka kelahiran perawan dijumpai dari 37 ekor viper cottonmouth betina yang bunting.
"Frekuensinya benar-benar mengejutkan kami. Sekitar 2,5-5 persen kehamilan dalam populasi dihasilkan dari partenogenesis," ujar Booth. Perilaku reproduksi ini dinilainya sangat luar biasa dan menjadi semacam evolusi baru bagi ular viper.
Awal tahun ini, tim peneliti yang dipimpin Booth juga menemukan checkered garter snake (Thamnophis marcianus) yang mampu melakukan hal serupa. Bahkan individu betina ular berbisa rendah ini bisa melahirkan dan tetap perawan secara berturut-turut serta menghasilkan anakan jantan.
Booth dan rekan-rekannya akan meneliti hingga tiga tahun ke depan untuk mengetahui apakah anakan ular dari proses partenogenesis fakultatif ini bisa tumbuh menjadi individu yang normal dan fertil.
"Jika mereka tidak dapat bertahan hidup dan bereproduksi, ini adalah jalan buntu reproduksi partenogenesis," Booth menjelaskan. Namun, jika anakan sehat dan dapat berkembang biak, "Berarti membuka jalan yang sama sekali baru untuk penelitian berikutnya."
Ia mengatakan temuan ini membuktikan bahwa hewan yang selama ini tercatat melakukan reproduksi seksual ternyata juga dapat berkembang biak secara aseksual. "Ini dapat mengubah pemahaman tentang reproduksi ular," ujarnya.
Ular viper bukanlah hewan pertama yang dapat melakukan reproduksi seperti ini. Ada beberapa spesies lain yang juga mampu berkembang biak tanpa kehadiran pejantan, antara lain ayam domestik dan beberapa spesies hiu, kadal, dan burung.
DAILYMAIL | MAHARDIKA SATRIA HADI
Berita terpopuler lainnya:
iPhone, Ponsel Pintar dengan Untung 4 Kali Lipat
Apa Beda iPhone 5 dan iPhone 4S?
iPhone5 Diklaim Lebih Cerdas
Apa Beda iPhone 5 dengan Samsung Galaxy S III?
Hari Ini, Komponis Jerman Clara Schumann Muncul di Google
iPhone 5 Telah Tiba
Letusan Gunung Purba India Punahkan Biota Laut