TEMPO.CO, Singapura -- Selama 10 tahun terakhir, telepon genggam tak cuma sebagai alat komunikasi saja. Komputer serta laptop juga tak hanya menjadi perangkat kerja semata. Semua gadget itu telah beralih fungsi sebagai tempat penjaring pertemanan. Bisa lewat Facebook, Twitter, Plurk, Instagram, Path, atau sosial media lainnya.
Namun, menurut penelitian Kaspersky Lab, keberadaan sosial media telah membantu peretas menyebarkan virus ciptaan mereka. Kaspersky Lab sendiri merupakan perusahaan perlindungan perangkat lunak yang berdomisili di Moskow, Rusia.
"Jejaring sosial, surat elektronik, dan situs pencari membuat perangkat gadget lebih rentan pada kejahatan cyber," kata Chief Marketing Officer Kaspersky Lab Alexander Erofeev di Hotel Rendezvou Hotel, Singapura, Kamis, 19 September 2012.
Meningkatnya penyebaran virus itu, kata Erofeev, terlihat dalam satu tahun terakhir. Pada 2011, tiap hari ada 70.000 virus baru. Sedangkan di 2012, terbentuk 125.000 perusak perangkat lunak per hari. Atau meningkat 90 persen dalam setahun.
Dari survei Juli 2012, Kaspersky Lab menemukan bila Indonesia merupakan negara yang paling banyak diserang peretas. Sebanyak 98 persen responden, berasal dari senior IT profesional di Nusantara, merasa bila perusahaan mereka menjadi sasaran serangan dari luar. Eroofov berpendapat, hal itu disebabkan banyaknya karyawan yang membuka jejaring sosial, surel pribadi, atau situs pencari di perangkat kantor.
"Budaya perusahaan berubah cepat dengan aktifnya karyawan di jejaring sosial dan sumber daya web. Memudahkan peretas masuk ke jaringan internal," kata Erofeev.
CORNILA DESYANA
Berita Lain:
Qaddafi Dituding Pemerkosa Gadis Remaja
Curhat Koki Orang Penting Dunia
Kapal Cina Masuki Perairan yang Diklaim Jepang
Israel-Palestina Sepakat Membangun Ladang Gas
Putra Bekas Presiden Iran Kembali dari Pengasing