Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Mengapa Ada Air di Merkurius?

image-gnews
Air di planet Merkurius. Rt.com
Air di planet Merkurius. Rt.com
Iklan

TEMPO.COMaryland - Penemuan kandungan air es di Merkurius menjadi kabar mengejutkan sekaligus menggembirakan. Spekulasi tentang es air di planet terdekat dengan matahari itu telah muncul sejak lebih dari 20 tahun. Kini spekulasi itu terjawab oleh pesawat Messenger milik Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA).

Pada 1991, astronom menembakkan sinyal radar dari bumi ke Merkurius dan menerima hasil yang menunjukkan mungkin ada es di kedua kutub planet itu. Dugaan awal ini diperkuat pengukuran tahun 1999, menggunakan sinyal radar Arecibo Observatorymicrowave di Puerto Rico, yang juga menunjukkan daerah putih yang diduga sebagai air es.

"Bagaimanapun diperlukan pesawat antariksa untuk melihat lebih dekat," ujar Gregory Neumann, ilmuwan proyek Messenger di Pusat Penerbangan Antariksa Goddard NASA, Maryland, Jumat, 30 November 2012.

NASA pun meluncurkan Messenger untuk mengorbit ke Merkurius pada bulan Maret 2011. Sejak itu, Messenger meneropong kutub Merkurius menggunakan altimeter laser dan menemukan sejumlah titik terang pertanda es.

Neumann masih ingat, anggota tim John Cavanaugh cukup yakin dengan yang mereka temukan di Merkurius. Cavanaugh dulunya merupakan bagian tim Lunar Reconnaissance Orbiter NASA. "Ia telah melihat pola aneh yang sama saat menemukan es di kutub bulan pada 2009," ujarnya.

Namun temuan ini juga memunculkan tanda tanya. Mengapa ada air di planet yang suhunya bisa mencapai 427 derajat Celsius? Padahal air mendidih dan menguap pada suhu 100 derajat Celsius.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Messenger langsung diarahkan ke tempat-tempat yang tepat untuk mencari area terang dan kemudian mengukur suhu dan komposisinya.

Neumann mengatakan, spektrometer neutron Messenger memang menangkap keberadaan hidrogen, yang merupakan komponen utama molekul air, di kutub Merkurius. Tetapi profil temperatur justru menunjukkan bahan berwarna gelap dan mudah menguap yang bercampur dengan es. "Kami menduga air es Merkurius dilapisi "selimut" tahan panas setebal 10 sentimeter," katanya.

Kini para ilmuwan NASA sedang memburu bahan organik di planet tersebut. Proses pencarian ini akan memakan waktu jauh lebih lama. Namun tanda-tanda awal sudah terlihat. Neumann mengatakan kurva temperatur awal bisa menunjukkan adanya bahan organik, seperti asam amino.

SPACE | MAHARDIKA SATRIA HADI

Terpopuler:
Selamatkan Situs Gunung Padang!

Mengapa Pria Macho Tak Lagi Menarik Bagi Wanita?  

Hilangnya Masyarakat Zaman Batu di Sulawesi Tengah

Jembatan Selat Sunda Terancam Sesar Aktif  

NASA Temukan Kandungan Air di Merkurius  

Microsoft Surface Pro Dibanderol Mulai Rp 8,6 Juta

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Ulasan Profesor Astronomi BRIN soal Posisi Hilal dan Lebaran 10 April 2024

17 hari lalu

Petugas Kantor Kemenag Kota Sabang melakukan pemantauan hilal di Tugu Kilometer Nol Indonesia, Kota Sabang, Aceh, Minggu, 10 Maret 2024. Kementerian Agama menetapkan 1 Ramadhan 1445 Hijriah jatuh pada Selasa, 12 Maret 2024 ANTARA/Khalis Surry
Ulasan Profesor Astronomi BRIN soal Posisi Hilal dan Lebaran 10 April 2024

Awal Syawal atau hari Lebaran 2024 diperkirakan akan seragam pada Rabu, 10 April 2024. Berikut ini penjelasan astronom BRIN soal posisi hilal terkini.


Tak Segampang Itu Mengamati Komet Setan, Terlalu Singkat dan Berpotensi Terhalang Awan

22 hari lalu

Komet 12P/Pons-Brooks terlihat setelah letusan besar pada 20 Juli 2023. Tanduk khas dalam letusan itu menjadikan komet ini disebut sebagai komet setan. Foto: Comet Chasers/Richard Miles
Tak Segampang Itu Mengamati Komet Setan, Terlalu Singkat dan Berpotensi Terhalang Awan

Kondisi cuaca, polusi cahaya, dan sempitnya durasi bisa menghambat pengamatan Komet Setan.


Fenomena Langka di Langit April 2024, Hujan Meteor Hingga Komet Setan

23 hari lalu

Pemandangan lintasan meteor di langit malam selama hujan meteor tahunan Perseid di Taman Nasional Shebenik, di Fushe Stude, Albania, 13 Agustus 2023. REUTERS/Florion Goga
Fenomena Langka di Langit April 2024, Hujan Meteor Hingga Komet Setan

Sejumlah fenomena astronomi langka bakal terjadi sepanjang April 2024. Ada hujan meteor, gerhana matahari total, sampai okultasi bintang Antares.


Kemunculan Komet Setan, Perlukah Kita Khawatir?

24 hari lalu

Gambaran orbit elips komet 12P/Pons-Brooks yang akan melontarkan 'komet setan' itu mengelilingi matahari pada 2024. Foto: SpaceReference.org
Kemunculan Komet Setan, Perlukah Kita Khawatir?

Komet 12P/Pons-Brooks alias komet setan menuju titik terdekatnya dengan matahari dan bumi. Pakar astronomi membantah isu tanda kiamat.


Pilih 5 Program Studi Perguruan Tinggi Bagi yang Ingin Berkarier di BMKG

2 Februari 2024

Pegawai BMKG menunjukkan bagan prediksi cuaca di Kantor BMKG Jakarta, Selasa 7 Januari 2020. (ANTARA/Katriana)
Pilih 5 Program Studi Perguruan Tinggi Bagi yang Ingin Berkarier di BMKG

Ingin bekerja di Badan Meterologi, Klimatologi, dan Geofisika? Berikut 5 program studi di perguruan tinggi yang dibutuhkan BMKG.


Fenomena Astronomi 2024, 5 Gerhana Bulan dan Matahari Tidak Melintasi Indonesia

6 Januari 2024

Fase awal gerhana bulan sebagian (U1) di Bekasi, Jawa Barat, Minggu, 29 Oktober 2023 dinihari. Fase U1 ini terjadi saat sebagian piringan bulan masuk ke umbra Bumi. ANTARA. FOTO/Paramayuda
Fenomena Astronomi 2024, 5 Gerhana Bulan dan Matahari Tidak Melintasi Indonesia

Ada lima gerhana bulan dan matahari yang akan terjadi pada tahun 2024.


Fenomena Astronomi Desember, Hujan Meteor Geminid Sampai Malam Natal

5 Desember 2023

Hujan meteor Geminid. (nasa.gov)
Fenomena Astronomi Desember, Hujan Meteor Geminid Sampai Malam Natal

Beberapa fenomena astronomi mewarnai langit malam Desember 2023.


Fenomena Langit Oktober Diwarnai Gerhana Bulan dan Tiga Hujan Meteor

4 Oktober 2023

Gerhana Bulan terlihat di Bangkok, Thailand, 8 November 2022. REUTERS/Athit Perawongmetha
Fenomena Langit Oktober Diwarnai Gerhana Bulan dan Tiga Hujan Meteor

Gerhana bulan akan terjadi pada Ahad dini hari, 29 Oktober 2023.


Jakarta Raih 4 Medali Bidang Astronomi di OSN, Ini Kata Pelatih dari Planetarium Jakarta

6 September 2023

Olimpiade Sains Nasional atau OSN 2023. Dok. Puspresnas
Jakarta Raih 4 Medali Bidang Astronomi di OSN, Ini Kata Pelatih dari Planetarium Jakarta

DKI Jakarta meraih juara umum pada Olimpiade Sains Nasional atau OSN 2023 dengan total 71 medali.


Dzaky Rafiansyah Raih Dua Perak Olimpiade Astronomi Berturutan, Ini Rahasianya

4 September 2023

Dzaky Radiansyah bersama medali perak yang diraihnya di International Olympiad on Astronomy and Astrophysics (IOOA) ke-16 2023. Foto: Pribadi
Dzaky Rafiansyah Raih Dua Perak Olimpiade Astronomi Berturutan, Ini Rahasianya

Dzaky mengaku menyukai astronomi sejak kelas 3 SMP.