TEMPO.CO, California - Yahoo! sedang berbenah. Sejak dipimpin Chief Executive Officer Marissa Mayer, perusahaan yang sempat menjadi ikon Internet ini mulai membenahi produk layanannya. Dalam tiga bulan terakhir, ada sejumlah perubahan.
Laman utama situs ini mulai dibenahi dengan menampilkan foto lebih besar dan ikon baru. Pada pekan lalu, tampilan utama situs untuk versi global menjalani uji coba. Tempo sempat melihatnya.
Layanan surat elektronik dan Flickr, fitur penyimpanan foto gratis, juga berubah. Flickr mendapat tambahan fitur filter, yang memungkinkan pengguna menambah efek warna dan bentuk tertentu pada foto yang diunggah.
“Saya sangat senang Flickr versi iOS sudah selesai,” kata Mayer. Sebagian pengguna juga memuji tambahan fitur ini sehingga membuat Flickr terasa lebih sesuai dengan kebutuhan mereka.
Hingga akhir tahun lalu, Yahoo!, yang berbasis di Sunnyvale, California, Amerika Serikat, masih berada di peringkat ketiga setelah Google dan Facebook, dalam hal jumlah pengunjung unik.
Dari sisi pemasukan iklan, Yahoo! juga berada pada peringkat ketiga, jauh tertinggal dari Google dan Facebook. Sebagai pembanding, pada tahun lalu Google meraup pendapatan Rp 380 triliun (US$ 38 miliar), sedangkan Yahoo! hanya Rp 50 triliun (US$ 5 miliar).
Dalam perhelatan Consumer Electronic Show (CES) 2013 di Las Vegas, Mayer mengatakan akan merampingkan jumlah aplikasi dan merek Yahoo!, dari 70 buah menjadi satu saja. Tujuannya untuk mempermudah pengiklan menawarkan produk dan layanannya kepada pengguna Yahoo!, yang diharapkan berkumpul dalam satu aplikasi.
“Kami akan berfokus mengembangkan aplikasi untuk perangkat mobile," kata Mayer. Dengan satu aplikasi, Yahoo! akan tampil di ponsel dan tablet dari berbagai sistem operasi, seperti iOS, Android, dan Windows Phone 8.
Sempat mendominasi Internet pada era 2000, Yahoo! kini harus menemukan kembali jati dirinya. Mayer mendefinisikan Yahoo! sebagai perusahaan konsumer Internet yang melayani kebutuhan publik lewat layanan surat elektronik, berita, foto, dan video.
Definisi tersebut sempat berubah-ubah dalam lima tahun terakhir akibat adanya lima kali pergantian pimpinan. Misalnya, saat dipimpin Ross Levinson, Yahoo! disebut sebagai pusat multimedia utama di dunia.
Perubahan layanan Yahoo! mendapat respons positif dari pasar saham Nasdaq. Harga saham Yahoo! naik dalam enam bulan terakhir, dari sebelumnya US$ 18 per lembar menjadi sekitar US$ 20 per lembar. Namun ini belum cukup. Yahoo! membutuhkan produk inovatif untuk menggaet pengunjung.
Jika tidak, nasibnya bisa berakhir seperti perusahaan Internet yang tumbuh subur pada awal 2000-an tapi sekarang mati atau ditinggalkan pengguna. Contohnya situs jejaring sosial MySpace, yang kalah bersaing dengan Facebook.
BUDI RIZA