TEMPO.CO, California - Entah karena berhati-hati atau sekadar beruji coba, pada pekan lalu Yahoo! diam-diam mengubah tampilan laman mukanya. Perubahan itu hanya bisa dilihat dengan menggunakan peramban Mozilla Firefox.
Tempo sempat melihat tampilan baru itu. Desainnya lebih bersih, dengan pendekatan layar sentuh dan ikon baru. Untuk memilih berita juga lebih mudah karena kita tidak harus menggulung layar, melainkan cukup memilih kategori yang diinginkan.
Jika sebelumnya berita hanya ditampilkan judulnya, kini ada abstrak satu baris yang dapat dibaca. Tapi perubahan itu tidak berlangsung lama. Sebab, beberapa hari kemudian, tampilan Yahoo! kembali seperti semula.
Situs teknologi All Things Digital melaporkan bahwa laman muka Yahoo! yang baru akan segera diluncurkan. Versi terakhir yang muncul pada beberapa peramban memiliki tampilan mirip seperti yang dilihat Tempo.
Pendekatan layar sentuhlah yang dipilih. Sepertinya Yahoo! menyasar para pengguna perangkat bergerak, seperti tablet atau ponsel cerdas, bukan pengguna komputer desktop.
Perubahan lainnya yang terlihat, ikon lebih simpel, tautan teks lebih sedikit, serta ada penambahan aspek sosial dan personal. Perubahan itu dilakukan di bawah kepemimpinan Marissa Mayer, dengan kode Project Homerun. “Yahoo! akan menjadi perusahaan yang lebih mobile,” kata Mayer.
Roy Simangunsong, Country Ambassador dan Sales Director Yahoo! Indonesia, ketika ditanya soal perubahan itu, menolak berkomentar. “Sampai akhir minggu depan kami dalam quiet period sebagai perusahaan terbuka,” ujarnya melalui pesan pendek dari New Delhi, India, pekan lalu. Quiet period adalah saat-saat di mana perusahaan yang melakukan penawaran saham perdana (IPO) dibatasi wewenangnya untuk berbicara ke media.
Budi Putra, mantan Country Editor Yahoo! Indonesia, menduga Yahoo! tidak berniat mengobrak-abrik atau mengubah total tampilan laman mukanya. Menurut dia, tidak gampang bagi sebuah situs untuk mengubah semuanya secara langsung.
Dari sisi user experience, ujar budi, hal ini merupakan langkah menghindarkan user dari kebingungan. “Jarang sekali web berubah total,” ujarnya.
Terkait dengan perubahan tampilan laman Yahoo!, Budi mengatakan pengguna perangkat mobile merupakan salah satu prioritas utama Yahoo!. “Yahoo! akan menyesuaikan dengan fitur-fitur di tablet,” ujarnya.
Perubahan tampilan juga pernah dilakukan Facebook. Hanya, perubahan itu tak berlangsung mulus. Misalnya perubahan laman muka situs jejaring sosial tersebut pada Oktober 2009. Saat itu, sekitar 1 juta pengguna bersatu membentuk grup bernama “Change Facebook Back to Normal”. Mereka meminta agar tampilan laman Facebook dikembalikan seperti semula.
Sumber ketidaknyamanan pemakai adalah karena semua daftar update terbaru mereka ditampilkan di News Feed dan Live Feed. Facebook mengklaim perubahan itu didasari saran pengguna. Setelah itu, Facebook juga berkali-kali mengubah tampilan Timeline-nya.
Situs berita Tempo juga beberapa kali mengubah tampilan. Perubahan besar terjadi pada 2008, yakni dari tiga kolom dengan latar belakang putih menjadi empat kolom dengan ukuran bervariasi.
Tampilan tempointeraktif.com berubah pada struktur rubrikasi dan kanalisasi. Perubahan kembali dilakukan pada akhir 2011, seperti tampilan tempo.co saat ini. Sekarang, tampilannya berubah menjadi tiga kolom dengan ukuran sama.
Menurut Budi Putra, dunia digital memiliki keunikan. Apa pun yang dibikin harus benar-benar dilihat dari kemauan user, bukan dari keinginan pemilik semata. “Kalau user tidak menggunakan fitur itu, buat apa ditampilkan,” ujarnya. Untuk melihat apakah sebuah layanan memiliki pengunjung, cukup dilihat statistiknya. “Diklik atau tidak,” katanya.
ERWIN ZACHRI