Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Bahan Baterai Masa Depan: Seng  

Editor

Rini Kustiani

image-gnews
Baterai seng. gigaom.com
Baterai seng. gigaom.com
Iklan

TEMPO.CO, California - Sebuah perusahaan baru yang berbasis di Alameda, California, Imprint Energy, mempunyai target ambisius: menyediakan baterai bagi peranti keras digital yang bisa dikenakan atau wearable gadget.

Perusahaan yang baru berusia dua tahun ini menemukan cara untuk membuat baterai pengganti baterai litium, yang menjadi standar bagi berbagai perangkat, seperti laptop, tablet, telepon seluler, dan gelang digital. Berbeda dengan baterai litium, baterai buatan Imprint terbuat dari seng yang fleksibel dan supertipis—setipis dua helai rambut.

Baterai ini sangat cocok dipasangkan pada gelang digital, seperti Nike FuelBand, yang saat ini masih menggunakan baterai litium. “Pembuatan baterai seng ini mudah, seperti mencetak tinta di atas media kertas," kata Devin MacKenzie, Chief Executive Officer Imprint, pekan lalu.

McKenzie menjelaskan, baterai litium memiliki sifat reaktif sehingga mudah terbakar jika terekspos ke udara ataupun terkena cairan. Ini yang membuat baterai litium harus dibungkus rapat-rapat dan berlapis.

Proses pembungkusan ekstra ini membuat baterai litium berukuran besar dan kaku, sehingga sulit dipasangkan pada peranti tertentu, seperti gelang Nike tadi. Apalagi, jika sampai terjadi kebocoran, pengguna gelang bisa mengalami cedera fisik.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sebaliknya, semua batasan itu tidak ada pada baterai seng. Imprint mengganti bahan litium dengan bahan seng untuk bagian anoda (kutub negatif) dari baterai. Lalu oksida logam digunakan untuk bagian katoda (kutub positif).

Menurut MacKenzie, bahan seng sudah lama digunakan dalam pembuatan baterai. Namun untuk mengecas bahan ini dibutuhkan waktu lama. Saat seng bertemu dengan cairan elektrolit, yang dipasangkan sebagai tubuh penghubung dari baterai ke katoda, muncul hambatan energi.

Untuk mengatasi masalah itu, Imprint lantas menggunakan bahan penghubung antara anoda dan katoda dari polimer pada, yang dicampurkan dengan bahan seng. Bahan racikan ini merupakan hasil temuan dua mahasiswa program Phd, yaitu Christine Ho dan Brooks Kincaid, yang lantas ikut mendirikan perusahaan Imprint.

BUDI RIZA

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Penjualan Baterai Mobil Listrik Cina Melonjak

17 Januari 2021

Pria menjajal mobil listrik MIKI City Electric Vehicle buatan Shandong HTM di Yantai, Cina, 21 November 2014. City car bermotor ganda ini menggunakan baterai yang dapat menempuh jarak hingga 150 Km.  ChinaFotoPress/Getty Images
Penjualan Baterai Mobil Listrik Cina Melonjak

Penjualan baterai mobil listrik Cina melonjak 49,5 persen YoY dari November ke Desember 2020 menjadi 248.000 unit.


8 Penyebab Baterai Cepat Habis dan Solusinya

24 Januari 2017

Ilustrasi pria membetulkan telepon genggam. shutterstock.com
8 Penyebab Baterai Cepat Habis dan Solusinya

Ponsel terkini tidak bisa diganti. Bila baterai rusak, pembeli harus membeli ponsel baru karena baterai tidak bisa dilepas seperti zaman dulu.


Wah, Baterai Canggih Ini Terbuat dari Embusan Napas!  

27 September 2016

Ilustrasi mengisi baterai telepon seluler. Nydailynews.com
Wah, Baterai Canggih Ini Terbuat dari Embusan Napas!  

Peneliti fisika material dari Wisconsin University menemukan pita plastik mikro yang bisa dikembangkan untuk menciptakan energi dari embusan napas.


Peneliti Buat Baterai Alami dari Daun  

1 Februari 2016

Sepasang warga menikmati pemandangan saat daun pohon maple mengalami perubahan warna pada musim gugur di Kyoto, Jepang, 22 November 2014. Menurut ramalan cuaca setempat, tahun ini adalah pemandangan musim gugur terbaik.  Buddhika Weerasinghe/Getty Images
Peneliti Buat Baterai Alami dari Daun  

Peneliti menciptakan baterai buatan dari daun yang dibakar dan
diberi sodium.


Baterai Fleksibel Ini Terinspirasi Kaligrafi Cina  

28 Januari 2016

Seorang warga yang tergabung dalam komunitas YAYI sedang belajar menulis kaligrafi Cina di gedung galangan kapal VOC, Jakarta (04/05). Tempo/Yosep Arkian
Baterai Fleksibel Ini Terinspirasi Kaligrafi Cina  

Ilmuwan Cina membuat baterai elektrik fleksibel yang dapat dilipat dan digulung.


Singapura Bikin Baterai Isi Ulang Tercepat  

16 Oktober 2014

Ilustrasi mengisi baterai telepon seluler. Nydailynews.com
Singapura Bikin Baterai Isi Ulang Tercepat  

Hanya perlu sekitar dua menit, kapasitas daya baterai sudah terisi hingga 70 persen.


Baterai dari Lumpur Lapindo Sidoarjo  

12 Agustus 2012

Baterai dengan bahan lumpur Lapindo dari Sidoarjo yang dipamerkan di Technopreneur Island pada Hari Teknologi Nasional (Harteknas) ke 17 di Sabuga, Bandung, Jawa Barat, Jumat (10/8). TEMPO/Prima Mulia
Baterai dari Lumpur Lapindo Sidoarjo  

Daya pakai baterai dari lumpur Lapindo Sidarjo ini sama seperti baterai lain, bisa nyala sampai lima jam nonstop. Juga mengungguli baterai buatan Cina.


Membuat Baterai dari Virus

12 April 2006

Membuat Baterai dari Virus

Baterai-baterai yang ada umumnya terlalu besar tapi terlalu lemah untuk bisa bersaing dengan bensin sebagai sumber energi.