TEMPO.CO, Odense - Aktivitas mikroba ditemukan di titik terdalam Samudra Pasifik. Ronnie Glud, peneliti biologi dari University of Southern, Denmark, telah mencari jejak kehidupan di Palung Mariana di barat Samudra Pasifik sejak akhir 2010. Palung Mariana terdiri dari lembah-lembah bawah laut dan dikenal sebagai daerah terdalam di muka bumi.
Challenger Deep merupakan lembah paling dalam di palung itu. Benda yang berada di lembah ini akan ditekan kolom air setinggi 10,9 kilometer. Tekanan di titik ini 1.100 kali lebih kuat dibandingkan tekanan di permukaan laut. Sutradara Hollywood James Cameron pernah berendam di titik ini memakai kapal selam mini anti-tekanan tinggi agar bertahan hidup. Pada titik ekstrem inilah Glud meletakkan peralatan ilmiahnya.
Selama dua tahun, instrumen tersebut mengaduk-aduk sedimen di dasar lembah. Selama itu pula buku penelitian mereka terisi penuh oleh catatan aktivitas bakteri. "Di tempat ekstrem ini masih ditemukan komunitas bakteri," ujar dia.
Keberadaan bakteri di tempat ekstrem telah lama diketahui peneliti. Namun, temuan mengejutkan terjadi ketika peneliti membandingkan sedimen palung dengan sedimen di lantai samudra pada kedalaman 3-6 kilometer. Sedimen di Challenger Deep menyimpan 10 juta mikroba setiap sentimeter kubik. Jumlah ini 10 kali lebih banyak ketimbang sedimen lantai samudra. Bakteri di titik terdalam bahkan dua kali lebih aktif ketimbang sepupunya di titik yang lebih dangkal.
Kehidupan yang bertaburan di titik terdalam ini disebabkan Challenger Deep sebagai tempat pengumpul sedimen yang efektif. Ukurannya yang luas dan jurang yang dalam membuat penumpukan sedimen berjalan cepat di daerah ini. Sedimen ini membawa material organik yang menjadi sumber nutrisi bagi mikroba.
Mikroba di Challenger Deep berperan dalam menjaga siklus karbon. Di tempat yang amat dalam seperti Palung Mariana, bakteri memakan material organik sambil melepaskan karbondioksida. Karenanya karbon tak pernah mengendap menjadi bahan bakar fosil di kedalaman ekstrem.
NEWSCIENTIST | ANTON WILLIAM