Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Ulat Bulu Ini Mirip Rambut Donald Trump

image-gnews
Ulat bulu. TEMPO/ Hendra Suhara
Ulat bulu. TEMPO/ Hendra Suhara
Iklan

TEMPO.CO, Peru - Siapa tak kenal Donald Trump, miliarder asal Amerika Serikat yang dikenal lewat model rambutnya yang unik bin aneh. Tak jarang rambut taipan properti itu menjadi bahan celaan dan guyonan di kalangan selebritas di Amerika.

Model rambut Trump, yang berwarna kemerahan dan sekilas tampak seperti wig, ternyata tidak hanya dijumpai di Negeri Abang Sam. Dua peneliti alam liar belum lama ini menemukan ulat bulu di hutan Amazon yang bentuknya sangat mirip dengan model rambut Trump.

Serangga berwarna kuning-jingga cerah itu ditemukan pertama kali oleh Jeff Cremer, 34, dan Phil Torres, 27, yang sedang menjalani fotografi wisata dari Posada Amazonas, pondok penginapan berisi 30 kamar tidur di hutan hujan Peru.

Phil, seorang ahli biologi konservasi, dan Jeff, seorang fotografer satwa liar, sedang memimpin sekelompok kecil wisatawan di tur terakhir. Saat itulah Phil tidak sengaja melihat ulat bulu unik tersebut menempel pada selembar daun.

"Saya begitu terpesona oleh bulunya yang seperti surai dan tidak bisa menahan diri untuk mengambil foto ulat itu," ujar Jeff, seperti dikutip Dailymail, Rabu, 1 Mei 2013.

Phil, seorang ahli biologi yang berpengalaman di lapangan, mengatakan ulat tersebut terbilang yang paling aneh dari beberapa ulat yang pernah dijumpainya. "Ini sebenarnya ulat ngengat flanel yang sangat langka," ujarnya, menambahkan ia pernah menjumpai ulat jenis itu tapi dengan warna bulu yang berbeda.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Ulat berbulu gondrong itu mulai disebut mirip dengan model rambut Trump saat Phil dan Jeff mengunggah potret ulat tersebut ke situs jejaring sosial Twitter dan Facebook. "Segera orang mulai membandingkannya dengan Donald Trump," imbuh Jeff.

Phil dan Jeff menyatakan awalnya tidak melihat kemiripan antara ulat flanel itu dengan model rambut Trump. Mereka baru menyadari ketika banyak orang berkomentar lewat jejaring sosial. "Saya pikir jika Donald melihatnya sendiri, ia menemukan alasan untuk melihat ulat itu secara langsung," ucap Phil sambil tertawa.

Bentuk ulat itu boleh dibilang lucu dan unik. Namun, Phil mengatakan, ulat flanel tidak dapat disentuh sembarangan. Bulu ulat flanel dapat menusuk kulit dan melepaskan racun yang menyebabkan gatal dan iritasi.

DAILYMAIL | MAHARDIKA SATRIA HADI

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Hama Ulat Bulu Serbu Perumahan Warga di Ciputat Tangerang Selatan

15 Januari 2020

Ulat bulu. TEMPO/Tony Hartawan
Hama Ulat Bulu Serbu Perumahan Warga di Ciputat Tangerang Selatan

Hama ulat bulu terjadi di komplek perumahan Hakiki yang berada di Kelurahan Serua Rt 05 Rw 02, Kecamatan Ciputat, Tangerang Selatan.


Sudah Mewabah di Afrika, Ulat Armyworm Ancam Asia

6 Februari 2017

Ulat Armyworm yang tengah merajalela di Afrika. (www.africa.upenn.edu)
Sudah Mewabah di Afrika, Ulat Armyworm Ancam Asia

Para ilmuwan berusaha mempelajari ulat perusak tanaman yang disebut dengan armyworm yang tengah menyebar cepat di seluruh penjuru Afrika.


Serangan Ulat Grayak Meluas, Karawang Terancam Gagal Panen  

16 Januari 2017

Hama ulat grayak menyerang padi di kawasan Teluk Naga, Tangerang, Banten, 29 Agustus 2014. Akibat serangan hama tersebut puluhan hektare tanaman padi petani menjadi tidak berisi atau gagal panen. TEMPO/Marifka Wahyu Hidayat
Serangan Ulat Grayak Meluas, Karawang Terancam Gagal Panen  

Menurut Dinas Pertanian Karawang, serangan ulat grayak pada musim tanam 2017 ini paling parah selama sepuluh tahun terakhir.


Prestasi Jeblok, Toko Perabotan Terapkan Sanksi Menjijikkan  

16 November 2016

Ilustrasi perabotan plastik. shutterstock.com
Prestasi Jeblok, Toko Perabotan Terapkan Sanksi Menjijikkan  

Sebuah toko perabotan rumah tangga memperkenalkan hukuman aneh sekaligus menjijikkan bagi para karyawannya yang tidak berprestasi.


Ribuan Ulat Gagak Serbu Tulungagung

14 Maret 2016

Ulat Gagak. Youtube.com
Ribuan Ulat Gagak Serbu Tulungagung

Warga Tulungagung menuturkan, keberadaan ulat gagak ini muncul sejak awal musim hujan.


Ulat Jati Rp 80 Ribu per Kilogram, Untuk Apa?

4 Januari 2016

Pohon jati. TEMPO/Dasril Roszandi
Ulat Jati Rp 80 Ribu per Kilogram, Untuk Apa?

Ribuan ulat bulu di kawasan hutan jati merupakan siklus tahunan saat musim hujan. Ulat itu akan hilang sendiri maksimal setelah tiga pekan.


Ulat Bulu Pohon Jati 'Serang' Satu Desa di Madura  

4 Januari 2016

Ulat bulu. TEMPO/Tony Hartawan
Ulat Bulu Pohon Jati 'Serang' Satu Desa di Madura  

Hama ulat bulu menyerang pohon jati dan merambat hingga ke permukiman warga di Desa Be'engas, Kecamatan Labang, Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur.


Ulat Daun Diolah Jadi Hidangan Lezat di Daerah Ini  

29 Desember 2015

Seorang pria memakan kepompong serangga saat perayaan etnik Hani di Mojiang, Propinsi Yunnan, 21 Juni 2015. Para etnik Hani terbiasa mengkonsumsi serangga seperti kalajengking, jangkrik dan kepompong serangga. REUTERS/Wong Campion
Ulat Daun Diolah Jadi Hidangan Lezat di Daerah Ini  

Musim ulat daun bersamaan dengan awal musim hujan.


Setelah Tomcat, Giliran Ulat Bulu Serbu Surabaya  

25 Februari 2015

Kerumunan ulat bulu di sebuah pohon di kawasan Bendul Merisi, Surabaya, Jawa Timur, (7/3). ANTARA/M Risyal Hidayat
Setelah Tomcat, Giliran Ulat Bulu Serbu Surabaya  

Serangan ulat bulu mengganas waktu pagi. Ratusan ulat bulu menggelantung di kabel dan berjatuhan.


Ulat Bulu Serang Rumah Warga Bojonegoro  

4 April 2014

Ulat bulu. TEMPO/Tony Hartawan
Ulat Bulu Serang Rumah Warga Bojonegoro  

Warga membakar, menyemprot dengan air sabun, dengan pestisida, atau membunuh langsung. Masih banyak karena menyebar dan menempel di sela pepohonan.