TEMPO.CO , Jakarta:Mamalia ternyata dapat meregenerasi ujung jari tangan dan kaki mereka setelah proses amputasi. Penelitian baru-baru ini menunjukkan bagaimana sel-sel induk pada kuku berperan dalam proses tersebut.
Penelitian pada tikus yang telah dipublikasikan dalam jurnal Nature menunjukkan sinyal kimia yang memicu sel-sel induk berkembang menjadi jaringan kuku baru. Selain itu juga menumbuhkan jaringan saraf yang akan meregenerasi kuku dan tulang. Temuan tersebut menunjukkan bahwa sel-sel induk kuku ternyata dapat digunakan untuk terapi setelah amputasi.
Pada tikus dan manusia, regenerasi jari tangan dan jari kaki yang diamputasi akan melibatkan pertumbuhan kuku. Namun, apakah bagian yang diamputasi akan dapat tumbuh kembali tergantung dimana bagian tubuh yang diamputasi itu. Jika sel induk yang berada di bawah kuku ikut teramputasi, maka tak akan ada pertumbuhan kembali. Tetapi jika sel-sel itu tetap ada, pertumbuhan mungkin bisa terjadi.
Untuk memahami mengapa sel-sel induk sangat penting untuk regenerasi, peneliti mengalihkan percobaan tersebut pada tikus. Para ilmuwan melakukan amputasi kaki dalam dua kelompok tikus. Pertama adalah kelompok tikus normal dan kelompok lainnya adalah tikus yang sudah diberi obat sehingga mereka tidak bisa membuat sinyal kimia agar sel induk kuku tumbuh.
Dalam waktu 5 pekan setelah amputasi, tikus normal dapat meregenerasi kaki dan kuku mereka. Tetapi tikus yang telah diperlakukan dengan obat, kuku atau tulang kakinya gagal tumbuh kembali. Ketika para peneliti mengembalikan sinyal kimia supaya sel induk kuku tumbuh, maka jari-jari kaki berhasil tumbuh kembali.
Dalam eksperimen lain, para peneliti membedah syaraf jari kaki tikus sebelum mengamputasi mereka. Dengan cara ini maka regenerasi sel kuku secara signifikan terganggu. Mirip dengan apa yang terjadi pada tikus yang kekurangan sinyal kimia untuk menghasilkan kuku baru. Selain itu, penghilangan saraf akan menurunkan tingkat protein tertentu yang mendorong pertumbuhan jaringan.
Sel-sel induk kuku sangat penting untuk menumbuhkan kembali jari-jari yang hilang pada tikus. Jika prinsip ini bisa berlaku pada manusia, maka temuan ini dapat mengarah pada pengobatan yang lebih untuk kasus amputasi.
LIVE SCIENCE | ISMI WAHID
Terhangat:
Mucikari SMP | Taufiq Kiemas | Rusuh KJRI Jeddah
Terpopuler
Apple Akan Rilis iPhone Rp 980 Ribu
Diet Ketat, Henry Cavill Jadi 'Man of Steel
Samsung Akan Rilis Galaxy S5
Jokowi: PRJ di Monas Itu Pesta Rakyat Jakarta
AJI Prihatin Terhadap Forum Pemred
Cuci Gudang Ponsel hingga 90 Persen di ICS 2013