Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Ilmuwan Indonesia Berhasil Tembus Jurnal Nature

image-gnews
Dwi Nailul Izzah (16) salah seorang siswa peneliti karya ilmiah Limbah Peternakan Sapi (LPS)-Air Freshener, yang meraih juara pertama tingkat nasional pada ajang Indonesian Science Project Olympiade (ISPO) 2013, memasukan cairan kotoran sapi saat proses penyulingan kotoran sapi menjadi pengharum ruagan alternatif ramah lingkungan di Laboratorium SMA Muhammadiyah Babat, Lamongan, Jatim, Senin (11/3). ANTARA/Syaiful Arif
Dwi Nailul Izzah (16) salah seorang siswa peneliti karya ilmiah Limbah Peternakan Sapi (LPS)-Air Freshener, yang meraih juara pertama tingkat nasional pada ajang Indonesian Science Project Olympiade (ISPO) 2013, memasukan cairan kotoran sapi saat proses penyulingan kotoran sapi menjadi pengharum ruagan alternatif ramah lingkungan di Laboratorium SMA Muhammadiyah Babat, Lamongan, Jatim, Senin (11/3). ANTARA/Syaiful Arif
Iklan

TEMPO.CO, JakartaAda kabar menggembirakan bagi dunia ilmu pengetahuan Indonesia. Taruna Ikrar, seorang ilmuwan asal Makassar, berhasil menorehkan karya penelitiannya dalam Nature, jurnal ilmiah internasional yang terbit berkala tiap pekan.

Penelitian berjudul "A disinhibitory microcircuit initiates critical period plasticity in visual cortex" merupakan hasil penelitian Ikrar bersama Kuhlman S.J., Olivas N.D., Tring E., Xu X., dan Trachtenberg J.T.

"Akhirnya karya kami diterima dan diterbitkan di Nature. Salah satu mimpi saya sebagai ilmuwan terwujud," kata Ikrar, Kamis, 4 Juli 2013.

Penelitian ini menjelaskan bagaimana sebuah mikrosirkuit disinhibitor berpengaruh terhadap dimulainya periode kritis plastisitas pada korteks visual, bagian belakang otak yang bertanggung jawab terhadap fungsi penglihatan. Plastisitas berkaitan dengan perubahan jalur saraf dan sinapsis yang disebabkan faktor lingkungan.

Menurut Ikrar, tidak sembarang ilmuwan bisa menerbitkan karyanya dalam jurnal Nature. Nature merupakan jurnal ilmiah internasional nomor wahid yang mencakup semua jenis bidang ilmu. "Jurnal ini tempatnya para penerima Nobel," ujarnya.

Ikrar juga menjadi dokter pertama dari Indonesia yang bisa menerbitkan karya ilmiahnya di Nature. "Kami sangat gembira bisa tembus ke Nature," kata dia.

Dr. Taruna Ikrar, M. Pharm., MD., PhD. lahir di Makassar, 44 tahun silam. Ia adalah seorang dokter sekaligus ilmuwan yang menekuni bidang farmasi, jantung, dan saraf. Di dunia internasional, Ikrar dikenal sebagai salah satu peneliti yang mempopulerkan sistem AlstR (allatostatin receptor).

Sistem AlstR dimanfaatkan untuk menyembuhkan kejang pada penderita epilepsi. Caranya dengan mengontrol sinkronisasi fungsi saraf inhibitory dan excitatory menggunakan aktivasi genetik yang bekerja spesifik pada reseptor allatostatin.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Temuan ini, yang diterbitkan dalam jurnal Journal Frontiers of Neural Circuit tahun 2012, merupakan bagian dari teknik terapi gen yang sebetulnya sudah ditemukan oleh Ikrar beberapa tahun sebelumnya.

Ikrar mengawali kuliah kedokteran di Universitas Hasanuddin. Ia lantas meraih gelar master farmasi di Universitas Indonesia. Studi doktoral di bidang ilmu penyakit jantung ia tamatkan di Universitas Niigata, Jepang. 

Seakan tak capek menuntut ilmu, pria dua anak ini melanjutkan program post-doctoral bidang neurosains di School of Medicine, University of California, Amerika Serikat.

Ikrar merupakan pemegang paten metode pemetaan otak manusia sejak 2009. Metode ini berhasil menggambarkan dinamika yang terjadi pada otak manusia secara rinci.

Doktor yang memiliki lebih dari 40 publikasi di jurnal internasional ini pernah menjabat sebagai Wakil Ketua Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia periode 2000-2003. Kini Ikrar sibuk menjadi dokter spesialis saraf dan staf akademik di University of California, School of Medicine, Irvine, Amerika Serikat.

MAHARDIKA SATRIA HADI

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Dua Artikel Ilmiah Karya Dosen UGM Paling Banyak Disitasi, Apa Saja?

26 September 2023

Kampus Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta. (ugm.ac.id)
Dua Artikel Ilmiah Karya Dosen UGM Paling Banyak Disitasi, Apa Saja?

Universitas Gadjah Mada atau UGM masuk dalam jajaran top 50 dunia pada THE Impact Rankings 2023.


Rektor Stanford University Mundur karena Penelitian Ilmiahnya Dinilai Kurang

20 Juli 2023

Menara Hoover menjulang di Stanford University di Stanford, California, AS pada 13 Januari 2017. REUTERS/Noah Berger
Rektor Stanford University Mundur karena Penelitian Ilmiahnya Dinilai Kurang

Pemimpin Stanford University, salah satu kampus yang paling bergengsi di AS, mundur setelah ditemukan kekurangan dalam penelitiannya tentang saraf.


2 Syarat dari BRIN Agar Penemuan Bisa Disebut Sebagai Inovasi

14 Juli 2023

Peneliti di Gedung Genomik BRIN di Kawasan Sains dan Teknologi Soekarno, Cibinong, Jawa Barat, Selasa, 27 Juni 2023. (Tempo/Maria Fransisca)
2 Syarat dari BRIN Agar Penemuan Bisa Disebut Sebagai Inovasi

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengungkapkan dua syarat agar sebuah penemuan dapat disebut sebagai inovasi.


Bagaimana Artikel Ilmiah Bisa Lolos di Jurnal Bereputasi? Ini Kata Dosen Unpad

14 April 2023

Ilustrasi jurnal ilmiah. Shutterstock
Bagaimana Artikel Ilmiah Bisa Lolos di Jurnal Bereputasi? Ini Kata Dosen Unpad

Tiga peneliti Unpad membagikan pengalamannya terkait pengalaman publikasi artikel ilmiah pada jurnal internasional bereputasi tinggi.


Pakar ITB Teliti Kepunahan Reptil dengan Tim Ilmuwan Dunia

6 April 2023

Gambar dari Batagur trivittata, Burmese Roofed Turtle yang masuk daftar Critically Endangered menurut IUCN Red List. (Rick Hudson, source: https://www.iucnredlist.org/species/10952/152044061)
Pakar ITB Teliti Kepunahan Reptil dengan Tim Ilmuwan Dunia

Ilmuwan ITB Djoko T. Iskandar meneliti kepunahan reptil dan kaitannya dengan usaha konservasi tetrapoda.


Rancang Alat Deteksi Jenis Malaria, Mahasiswa ITB Raih Juara Pertama Festival Ilmiah

26 Maret 2023

Tim Mahabidzul dari ITB merancang pendeteksian jenis malaria pada pasien secara cepat dan akurat. Dok.ITB
Rancang Alat Deteksi Jenis Malaria, Mahasiswa ITB Raih Juara Pertama Festival Ilmiah

Tim mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB) merancang alat deteksi lima jenis malaria.


Pakar ITB Teliti Keruntuhan Anak Krakatau 2018 untuk Pemodelan Tsunami Akurat

22 Maret 2023

Gunung Krakatau. itb.ac.id
Pakar ITB Teliti Keruntuhan Anak Krakatau 2018 untuk Pemodelan Tsunami Akurat

Dosen teknik geologi ITB meneliti keruntuhan tubuh Gunung Anak Krakatau sebagai tolok ukur pemodelan tsunami akurat.


Psikolog UI Teliti Penyebab Bungkamnya Mahasiswa Saksi Kecurangan Akademik

17 Januari 2023

Anna Armeini Rangkuti, mahasiswa program doktoral di Fakultas Psikologi Universitas Indonesia (UI). ui.ac.id
Psikolog UI Teliti Penyebab Bungkamnya Mahasiswa Saksi Kecurangan Akademik

Psikolog UI Anna Armeini Rangkuti mengidentifikasi ada empat motif utama silence mahasiswa terhadap kesaksian adanya kecurangan akdemik.


Tips Menulis Esai Ilmiah dengan Baik, Mahasiswa Perlu Tahu

13 September 2022

Ilustrasi jurnal ilmiah. Shutterstock
Tips Menulis Esai Ilmiah dengan Baik, Mahasiswa Perlu Tahu

Simak tips menulis esai ilmiah yang baik dari Universitas Airlangga.


Mengapa Tikus Digunakan sebagai Hewan Percobaan Medis?

23 Februari 2022

Ilustrasi tikus. Getty Images
Mengapa Tikus Digunakan sebagai Hewan Percobaan Medis?

Para ilmuwan meneliti tikus, karena ukurannya yang kecil, mudah disimpan dan dipelihara. Tikus juga dapat beradaptasi di lingkungan baru