TEMPO.CO , Jakarta--Selama ratusan ribu tahun, evolusi menuntun kemunculan manusia modern seperti saat ini. Disebut sebagai satu-satunya makhluk cerdas di bumi, manusia modern berbagi beberapa kemiripan genetik dengan simpanse dan Neanderthal alias manusia purba yang punah 30 ribu tahun lalu. Penemuan fragmen manusia purba baru di Siberia, Rusia yang ternyata berhubungan dengan populasi manusia di Indonesia bagian timur kembali menyulut pertanyaan baru tentang seberapa jauh evolusi manusia berjalan.
Lima tahun lalu paleoantropolog menemukan fragmen tubuh manusia yang sudah menjadi fosil berupa gigi dan tulang yang terkubur di gua-gua di wilayah Denisov, bagian selatan Siberia, Rusia. Fosil berusia 40 ribu tahun ternyata berasal dari tubuh seorang anak perempuan berusia antara 5-7 tahun saat dia meninggal. Penelitian terhadap gen yang diekstrak dari fosil itu menunjukkan bahwa anak perempuan itu punya rambut, mata dan kulit yang berwarna cokelat.
Uniknya, jejak gen manusia purba, yang diberi nama Denisovan, ternyata terekam pada populasi manusia modern yang tinggal di Indonesia bagian timur seperti Papua, Flores, Maluku dan Timor. Jejak gen manusia purba itu juga ditemukan pada populasi manusia modern yang tinggal di wilayah sebelah timur garis Wallace seperti Filipina, Australia dan kepulauan di Oceania.
Masih belum diketahui pasti bagaimana terjadi percampuran gen manusia purba dan manusia modern pada wilayah yang terletak sangat berjauhan. Selama ini hanya ada dua hominid yang dikenal yaitu Neanderthal dan manusia modern. Penemuan fragmen manusia purba Denisovan tersebut merupakan keping penting untuk melengkapi puzzle evolusi manusia.
Temuan menarik...