TEMPO.CO, Jakarta - Perangkap ikan berupa tambak yang membentang di Teluk Persia berhasil tertangkap oleh satelit Google Earth. Keberadaan perangkap ikan itu selama ini sangat jarang diketahui. Hasil tangkapannya bahkan bisa mencapai enam kali dari jumlah yang selama ini dilaporkan.
Terdeteksinya perangkap itu menarik perhatian ilmuwan. Mereka berusaha melakukan pengecekan ulang data yang dihimpun oleh United Nations Food and Agriculture Organization. Data lembaga Amerika Serikat itu berasal dari enam negara yang berada di sekitar teluk yang merupakan wilayah ekosistem perikanan.
Baca Juga:
“Hal pertama yang kami lakukan adalah mensurvei di Teluk Persia dan mulai menghitung jumlah perangkap ikan,” ujar Dalal Al-Abdulrazzak, lulusan fakultas perikanan University of British Columbia, Vancouver, Kanada, kepada NBC News, Rabu, 27 November 2013.
Dia dan koleganya, Daniel Pauly menghitung sebanyak 1.656 perangkat di sepanjang teluk. Keduanya, membandingkan dengan gambar yang diterbitkan pada 2005. Rupanya ada perbedaan jumlah dari hasil foto, ternyata total perangkap berjumlah 1.900.
Al-Abdulrazzak kemudian menghubungi pakar perikanan di wilayah tersebut untuk mengkonfirmasikan total hasil tangkapan per harinya. Hasil penelitian menunjukkan tangkapan per harinya mencapai 34 ribu ton. Padahal, laporan resmi dari enam negara di sekitar Teluk Persia menyebutkan tangkapan per harinya yaitu 5.908 ton.
Tambak untuk menangkap ikan sebenarnya merupakan teknologi yang diwariskan sejak 3 ribu tahun lalu dan kini masih populer di Teluk Persia. “Cara kerjanya berdasarkan perbedaan tinggi gelombang laut,” kata Al-Abdulrazzak.
Saat gelombang tinggi datang, gerombolan ikan akan mendekat ke pantai dan berenang secara paralel di sepanjang garis pantai. Ketika tubuh mereka membentur dinding tambak, maka secara alami mereka akan menuju ke air yang lebih dalam. Ketika mereka menuju tempat yang lebih dalam, mereka sebenarnya memasuki area jebakan.
“Saat mereka memasuki area yang dalam, jebakan mulai bekerja, kemudian nelayan dengan mudah akan menjaring ikan,” kata Al-Abdulrazzak.
Perikanan adalah komoditas terbesar kedua di Persia setelah minyak. “Besarnya jumlah tangkapan, ke depannya akan menjadi suatu konsekuensi jangka panjang terkait ketersediaan,” ucapnya.
Hal tersebut menurut dia karena mayoritas ikan yang tertangkap adalah ikan kecil. Padahal, ikan kecil seharusnya dikembangbiakkan hingga dewasa.
Dia berharap data yang dikumpulkan bisa memengaruhi manajemen dan strategi untuk melindungi perikanan di Teluk Persia. Wilayah itu sebenarnya merupakan daerah yang dilindungi. “Gambar yang dibidik oleh satelit diharapkan bisa digunakan untuk memverifikasi kebenaran suatu laporan dan mencegah penangkapan ikan secara illegal," ujarnya.
NBC NEWS | SATWIKA MOVEMENTI
Baca juga:
Nokia dan BlackBerry Perang Kata-kata di Twitter
Android KitKat Telah Hadir di Nexus 4
Microsoft Akui Disc Drive Xbox Bermasalah
Pengguna Xbox yang Bandel 'Dihukum' Microsoft