Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Lautan Luas Ditemukan di Bawah Es Bulan Saturnus  

Editor

S Tri P Bud

image-gnews
Planet Saturnus. AP/NASA
Planet Saturnus. AP/NASA
Iklan

TEMPO.CO, Florida - Para ilmuwan menemukan sebuah lautan luas di bawah permukaan es Enceladus, bulan kecil yang mengitari Saturnus. Lautan tersebut diyakini diapit oleh lapisan permukaan es dan inti bebatuan.

Peneliti Italia dan Amerika Serikat menemukannya dengan bantuan Cassini, pesawat ruang angkasa milik NASA-Eropa yang hingga kini masih menjajaki Saturnus dan cincin-cincinnya hingga 2017 setelah diluncurkan dari Cape Canaveral, Florida, AS, pada 2000. Temuan mereka diumumkan pada Kamis, 3 April 2014, dan dimuat di jurnal Science. Jika benar, ini menjadi temuan terbaru atas samudra di angkasa luar. Samudra ini berada di kutub selatan Enceladus.

Meski begitu, menurut peneliti utama, Luciano Iess, dari Sapienza University di Roma, data tersebut tidak menunjukkan apakah lautan luas tersebut mencapai kutub utara. Paling tidak, menurut dia, perairan itu adalah wilayah laut di kedalaman 25 mil di bawah permukaan es. Di bumi, luas lautan itu setara dengan rentangan dari Kutub Selatan hingga Selandia Baru.

Peralatan dasar Cassini juga tidak dapat menentukan bisa-tidaknya laut di bulan Saturnus ini cocok bagi segala bentuk kehidupan. Untuk mengetahui dan meneliti secara detail hal tersebut, diperlukan misi lain menggunakan instrumen yang lebih canggih untuk penelitian. "Kendati demikian, temuan terbaru ini membuat  Enceladus sebagai tempat yang sangat menarik untuk mencari kehidupan," kata ilmuwan Cornell University, Jonathan Lunine, yang mengambil bagian dalam studi ini.

Pada 2005, Cassini mendeteksi segumpal awan dari celah-celah di daerah kutub selatan Enceladus. Para ilmuwan menduganya berasal dari uap air asin dan es yang mengandung beberapa molekul organik ringan seperti metana, yang mungkin berasal dari laut bawah permukaan.

Ada Riak di Lautan Titan).

Selain TitanEnceladus merupakan bulan di tata surya yang punya laut di bawah permukaan. Bulan raksasa Jupiter, Callisto dan Ganymede, juga diyakini memiliki waduk tersembunyi mirip dengan Enceladus. (Baca: Titan, Bulan Saturnus yang Kaya Minyak).

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

AP | TRIP B

Terpopuler:




Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Temuan Baru, 7 Planet di Tata Surya Ternyata Dipanggang oleh Bintangnya

7 November 2023

Tata Surya. FOto: Space.com
Temuan Baru, 7 Planet di Tata Surya Ternyata Dipanggang oleh Bintangnya

Astronom menemukan tujuh planet 'digoreng' oleh bintangnya.


Ahli: Matahari Mengembang 1.000 Kali Lipat di Masa Akhirnya dan Melenyapkan Bumi Sekejap

2 November 2023

Dua bintik hitam besar di matahari, yang dikenal sebagai sunspots (bintik matahari), muncul pada bulan Februari 2013, dan masing-masing seluas enam kalli Bumi. Kredit: NASA/SDO/AIA/HMI/Goddard Space Flight Center
Ahli: Matahari Mengembang 1.000 Kali Lipat di Masa Akhirnya dan Melenyapkan Bumi Sekejap

Rho Coronae Borealis adalah bintang katai deret utama berwarna kuning-oranye dengan 96 persen massa Matahari Bumi.


Teleskop James Webb Deteksi Kristal Kuarsa Berbentuk Awan di Planet WASP-17b

23 Oktober 2023

Ilustrasi atmosfer WASP-17b yang kaya akan silikat. (Kredit gambar: NASA, ESA, CSA, Ralf Crawford (STScI))
Teleskop James Webb Deteksi Kristal Kuarsa Berbentuk Awan di Planet WASP-17b

Atmosfer Planet WASP-17b yang membengkak menjadikannya target yang bagus untuk Teleskop James Webb.


Pemasangan Teleskop Baru Observatorium Nasional Timau di NTT Tunggu Teknisi Jepang

26 September 2023

Cermin sekunder dan penyangganya telah terpasang dalam kubah Observatorium Nasional Timau, Nusa Tenggara Timur. (Foto: Abdul Rachman/BRIN)
Pemasangan Teleskop Baru Observatorium Nasional Timau di NTT Tunggu Teknisi Jepang

Pemasangan cermin teleskop Observatorium Nasional Timau di Nusa Tenggara Timur belum rampung.


Ini yang akan Terjadi jika Bumi Tak Berputar

25 September 2023

Ilustrasi asteroid di dekat bumi. spaceflightinsider.com
Ini yang akan Terjadi jika Bumi Tak Berputar

Jika Bumi secara tiba-tiba berhenti berputar, akan memiliki konsekuensi drastis pada iklim, cuaca, waktu, dan kehidupan di planet ini.


Tak Dianggap Lagi Planet, Begini Sejarah Penemuan Pluto

27 Agustus 2023

Gunung es di Pluto. (newsweek.com)
Tak Dianggap Lagi Planet, Begini Sejarah Penemuan Pluto

Pluto ditemukan pada 1930. Penemuan tersebut menjadi berita utama di seluruh dunia.


Mengapa Pluto Tak Masuk Lagi Kategori Planet?

27 Agustus 2023

Fitur
Mengapa Pluto Tak Masuk Lagi Kategori Planet?

Pluto sejak 2026 tidak lagi masuk dalam kategori planet karena tidak memenuhi satu dari tiga kriteria definisi planet.


Rekomendasi Tempat Saat Liburan Sekolah, Coba ke Observatorium Bosscha yang Kembali Dibuka

26 Juni 2023

Teleskop refraktor ganda Zeiss dalam kubah pengamatan yang ikonik di komplek Observatorium Bosscha, Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, 16 Januari 2023. TEMPO/Prima Mulia
Rekomendasi Tempat Saat Liburan Sekolah, Coba ke Observatorium Bosscha yang Kembali Dibuka

Observatorium Bosscha, akhirnya dibuka kembali untuk kunjungan publik. Tempat yang tepat mengisi liburan sekolah anak.


Bisakah Manusia Hidup di Planet Lain?

12 Mei 2023

Bisakah Manusia Hidup di Planet Lain?

Berapa lama waktu yang dibutuhkan manusia untuk mendiami planet lain? Mungkinkah manusia "menjajah" dunia di luar Bumi atau bahkan tata surya?


Astronom Rekam Detik-Detik Bintang Lahap Planet

11 Mei 2023

Astronom Rekam Detik-Detik Bintang Lahap Planet

Sebuah bintang melahap planet yang jaraknya 12.000 tahun cahaya, kemudian mengeluarkan debu-debu sisa serdawa.