Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Lalat Mampu Bermanuver bak Jet Tempur  

image-gnews
Lalat Tsetse. sciencephoto.com
Lalat Tsetse. sciencephoto.com
Iklan

TEMPO.CO, SeattleLalat mempunyai kemampuan terbang yang luar biasa. Sangat sulit menangkap serangga tersebut. Para peneliti menggunakan kamera video berkecepatan tinggi untuk merekam gerakan sayap dan tubuh lalat ketika mereka terbang.

Dari situ, peneliti menemukan lalat bisa bermanuver dengan sangat cepat layaknya pesawat jet tempur. Manuver cepat itu menjadi andalan lalat untuk menghindari ancaman para predator.

Para peneliti mengamati lalat buah dari spesies Drosophila hydei yang dikenal memiliki keahlian terbang sangat baik. Kemampuan terbang serangga yang cuma berukuran 0,3 sentimeter ini mirip dengan jet tempur.

"Lalat-lalat itu bisa berguling 90 derajat, beberapa bahkan nyaris terbalik untuk memaksimalkan tenaga dan kabur," kata Florian Muijres, peneliti biomekanika penerbangan dan renang dari University of Washington di Seattle, Amerika Serikat. Laporan riset mereka dimuat dalam majalah Science edisi 11 April 2014.

Kamera berkecepatan tinggi yang digunakan Muijres dan koleganya sanggup merekam hingga 7.500 frame per detik atau 40 frame setiap kepakan sayap lalat. Sekitar 50 lalat yang diteliti dibiarkan terbang bebas dalam arena yang sudah dipasangi dua alat pemancar laser.

Kamera membutuhkan cahaya terang supaya bisa berfungsi tapi kondisi itu bisa membutakan lalat. Akhirnya para peneliti membanjiri arena dengan cahaya inframerah yang tak terlihat oleh lalat ataupun manusia.

Ketika terbang melewati laser, lalat memicu munculnya bayangan hitam yang menggambarkan predator atau rintangan. Akibatnya, lalat segera menghindar dengan kecepatan luar biasa. Ketika bayangan hitam muncul, lalat segera menghentikan laju terbangnya dan berbelok.

Lalat biasanya mengepakkan sayap sekitar 200 kali per detik. Namun mereka sanggup menghindari bayangan hitam itu hanya dalam satu kepakan sayap. Lalat bisa mengubah arah terbang mereka kurang dari seperseratus detik, 50 kali lebih cepat dari kedipan mata.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Muijres mengatakan otak lalat mempunyai kalkulasi yang mengagumkan sehingga mereka bisa melakukan gerakan secepat itu. "Lalat berputar ke samping mungkin tidak terlalu mengejutkan, tapi kombinasi kecepatan dan akurasi mereka sangat hebat," katanya.

Otak lalat memang sangat kecil tapi mereka sanggup melakukan manuver yang lebih kompleks daripada serangga terbang lainnya. Sebagai perbandingan, ngengat punya otak lebih besar ketimbang lalat tapi mereka cuma bisa meluncur ke bawah untuk menghindari predator.

Para peneliti kini berencana menginvestigasi bagaimana otak lalat membuat keputusan secepat itu. Michael Dickinson, ahli biologi dari University of Washington yang juga terlibat dalam riset, mengatakan lalat punya kemampuan alami untuk terbang cepat. "Mereka tak perlu belajar bagaimana melakukannya," tuturnya.

WASHINGTON.EDU | SCIENCEDAILY | GABRIEL WAHYU TITIYOGA

Berita Terpopuler:
Bayi Meninggal di Pesawat Lion Air
Tekuk Chong Wei, Simon Juara Singapura Terbuka
Tekuk City, Gerrard Berkukuh Livepool Belum Aman

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Polusi Udara Dapat Mengubah Aroma Bunga, Membuat Bingung Serangga

38 hari lalu

Gedung-gedung diselimuti polusi udara di kawasan Kota Jakarta, Selasa 24 Oktober 2024. Kualitas udara di Jakarta pada Selasa (24/10/2023) pagi tidak sehat dan menempati peringkat ke 4 terburuk di dunia. Berdasarkan data IQAir, tingkat polusi di Ibu Kota berada di angka 170 AQI US pada pukul 06.00 WIB. Peringkat kualitas udara Jakarta saat ini berada di posisi ke-4 di dunia dengan indikator warna merah, yang artinya tidak sehat. Adapun indikator warna lainnya yaitu ungu yang berarti sangat tidak sehat, hitam berbahaya, hijau baik, kuning sedang, dan oranye tidak sehat bagi kelompok sensitif. TEMPO/Subekti.
Polusi Udara Dapat Mengubah Aroma Bunga, Membuat Bingung Serangga

Polusi udara telah mendegradasi senyawa kimia di balik aroma memikat bunga-bunga. Simak hasil studi tim peneliti di Amerika Serikat ini.


Katak Langka Penuh Bintik Seperti Mutiara Ditemukan di Pegunungan Sanggabuana

11 September 2023

katak mutiara merupakan jenis katak pohon yang memiliki bintik seperti mutiara. Saat ini populasinya sudah langka. Tim Sanggabuana Wildlife Ranger (SWR) menemukan katak ini di Pegunungan Sanggabuana, Karawang (dok.SWR)
Katak Langka Penuh Bintik Seperti Mutiara Ditemukan di Pegunungan Sanggabuana

Katak langka ini berwarna oranye kecokelatan. Tubuhnya dipenuhi bintik putih seperti mutiara dan berkilau saat disorot cahaya senter.


Orca di Eropa Diduga Ajarkan Sesamanya untuk Serang Kapal Layar

23 Mei 2023

Orcinus orca atau paus pembunuh. Shutterstock
Orca di Eropa Diduga Ajarkan Sesamanya untuk Serang Kapal Layar

Laporan-laporan tentang pertemuan dengan orca yang agresif di lepas pantai Iberian mulai muncul pada Mei 2020, dan belakangan menjadi lebih sering.


Bedah dan CT Scan Ungkap Ular Betina Punya 2 Klitoris

16 Desember 2022

Ular Piton (ilustrasi).
Bedah dan CT Scan Ungkap Ular Betina Punya 2 Klitoris

Ini adalah bukti resmi pertama organ genital ular betina.


Ig Nobel Bidang Fisika 2022: Penelitian Kenapa Bebek Berenang Berbaris

21 September 2022

Penelitian tentang kenapa bebek berenang dalam formasi satu baris memenangkan Hadiah Ig Nobel bidang Fisika 2022. YouTube
Ig Nobel Bidang Fisika 2022: Penelitian Kenapa Bebek Berenang Berbaris

Ig Nobel diberikan kepada penelitian-penelitian yang dianggap paling aneh, konyol dan unik yang membuat 'tertawa namun kemudian berpikir'.


Jeff, Peraih Medali Olimpiade Biologi di Armenia: 48 Jam Sehari Tak Cukup

23 Juli 2022

Tim Indonesia yang berhasil meraih empat medali yakni dua medali emas dan dua perunggu dalam ajang International Biology Olympiad (IBO) ke-33 tahun 2022 yang diselenggarakan di Yerevan, Armenia. ANTARA/HO- Dokumentasi Pribadi.
Jeff, Peraih Medali Olimpiade Biologi di Armenia: 48 Jam Sehari Tak Cukup

Jefferson peraih medali perunggu di olimpiade Biologi internasional di Armenia sudah merantau sejak SD. Memiliki segudang prestasi.


3 Kampus di Indonesia Terbaik di Bidang Biologi

16 Juni 2022

Gedung Rektorat IPB University di kampus IPB Dramaga Bogor /ANTARA
3 Kampus di Indonesia Terbaik di Bidang Biologi

Di urutan ke-2 dan ke-3 ada Universitas Gadjah Mada dan Universitas Indonesia sebagai kampus terbaik di bidang Biologi. Kampus mana yang pertama?


Foldscope, Bagaimana Penemuan dan Fungsi Mikroskop Mini Berbahan Kertas Itu?

14 Juni 2022

Foldscope. Foldscope.com
Foldscope, Bagaimana Penemuan dan Fungsi Mikroskop Mini Berbahan Kertas Itu?

Mikroskop mini atau foldscope walaupun sederhana sama fungsinya untuk kebutuhan sains


Uji DNA Pastikan Kura-kura Galapagos Pulau Fernandina Belum Punah

12 Juni 2022

Fernanda, kura kura raksasa Fernandina di Kepulauan Galapagos yang masih hidup Foto : newscientist.com
Uji DNA Pastikan Kura-kura Galapagos Pulau Fernandina Belum Punah

Kura-kura Galapagos dari pulau yang sama ditemukan pada 1906. Selama ini ternyata masih ada yang bertahan.


Indonesia Tambah 6 Begonia Jenis Baru, Ada yang Potensial Tanaman Hias

19 Januari 2022

Begonia perunggufolia. Dok. BRIN
Indonesia Tambah 6 Begonia Jenis Baru, Ada yang Potensial Tanaman Hias

Peneliti BRIN berhasil menemukan 6 Begonia jenis baru endemik Sumatera. Dari yang bertulang daun mirip sarang laba-laba sampai daun warna perunggu.