TEMPO.CO, Swansea - Kukang kerap digambarkan sebagai binatang pemalas. Primata ini menghabiskan sebagian besar hidupnya dengan bergelantungan di pepohonan dan bergerak dengan sangat lambat. Jarang sekali ditemukan kukang bergerak di permukaan tanah.
Namun kukang sebenarnya sangat efisien dalam menggunakan energinya. Kukang pun tak perlu khawatir sesak napas saat bergelantungan terbalik dalam waktu lama.
Manusia yang bergelantungan, apalagi dalam kondisi terbalik, akan sulit bernapas karena organ dalamnya menekan paru-paru. Namun kukang punya mekanisme efektif untuk menjaga organ dalamnya tetap berada di tempatnya saat mereka bergelantungan terbalik di pohon.
Penelitian terbaru menunjukkan kukang jari tiga (Bradypus variegatus) memiliki "zat perekat" khusus yang membuat organ dalam hingga usus mereka tetap menempel di bagian bawah rusuk. Dengan demikian, organ mereka tidak akan menekan paru-paru, sehingga primata ini bisa bernapas bebas saat dalam posisi terbalik.
Organ dalam tubuh kukang bisa menjadi sangat berat, terutama ketika ada limbah pencernaan di usus mereka. Saking hemat energi, binatang yang hidup di hutan hujan Amerika Tengah dan Selatan ini hanya turun dari pohon untuk buang kotoran sekali dalam seminggu. Berat kotoran dan urine yang tersimpan di dalam usus kukang bisa mencapai sepertiga dari total bobot tubuhnya.
"Bagi mamalia yang menghabiskan sebagian besar waktunya dengan bergantungan terbalik, bobot besar di perut yang menekan paru-paru bisa membuat mereka membuang banyak energi hanya untuk bernapas," kata Rebecca Cliffe, peneliti dari Swansea University, Wales, seperti dikutip Livescience, Senin, 28 April 2014.
Cliffe dan koleganya memeriksa dua kukang yang telah mati karena sebab alami. Mereka menemukan perekat itu yang menjaga hati, lambung, dan usus kukang tetap berada di tempatnya saat mereka bergelantungan terbalik. Serat perekat itu diperkirakan bisa membantu kukang menghemat energi 7-13 persen.
Dalam laporan yang dimuat jurnal Biology Letters, 23 April 2014, Cliffe yang bekerja di Pusat Perlindungan Kukang di Kosta Rika menyebut penghematan energi 7-13 persen adalah hal besar bagi kukang. Binatang itu memproduksi energi dari makanan yang hanya cukup digunakan untuk bergerak dalam tempo tertentu ke tempat yang dibutuhkan.
"Selain untuk itu, tak ada energi lain yang tersisa. Sangat sulit atau mungkin mustahil bagi kukang untuk mengangkat bobot tambahan organ sekaligus bernapas jika mereka tak memiliki perekat itu," kata Clliffe.
Meski membantu menghemat energi, perekat itu kemungkinan membatasi kelenturan tubuh kukang bagian tengah. Kondisi ini tidak dialami oleh sebagian besar mamalia. Namun posisi organ dalam yang tak bergeser cocok dengan kehidupan lambat mereka. Kukang bisa bergelantungan terbalik dan menggapai makanannya tanpa menggunakan tenaga tambahan atau memberi tekanan pada organ dalamnya.
LIVESCIENCE | GABRIEL WAHYU TITIYOGA
Berita Terpopuler
Sebelum Tewas, Azwar: Saya Melakukannya Satu Kali
Ayah-Ibu Korban JIS Silang Pendapat
Debat Konvensi Demokrat Jadi Ajang Puji SBY