TEMPO.CO, Jakarta - Komputasi awan (cloud computing) menjadi salah satu tren teknologi informasi 2014, meski di Tanah Air teknologi tersebut belum sepopuler di negara-negara maju.
Namun, seiring dengan perubahan gaya hidup, layanan cloud mulai dilirik. Mobilitas menjadi salah satu penyebabnya. Faktor lain adalah hemat biaya dan fleksibilitas.
Perubahan itulah yang kemudian ditawarkan sejumlah perusahaan teknologi kepada konsumen. Baik individu, usaha kecil dan menengah, maupun enterprise.
Inovasi Office 365 salah satunya. Layanan berbasis cloud paling lengkap yang diciptakan Microsoft ini terdiri atas empat produk, yaitu Office, Lync, Share Point, dan Exchange.
Business Group Head Division Microsoft Office Microsoft Indonesia, Rully Moulany, mengatakan inovasi Office 365 memiliki sejarah yang panjang. "Lewat perkembangan teknologi, kami ingin membuat format Office 365 seperti yang sudah dikenal orang, namun dengan beragam benefit," kata dia.
Berdasarkan penelusuran Tempo, Office 365 telah melakukan uji coba sejak empat tahun lalu. Layanan ini diciptakan untuk menandingi Google Docs. Microsoft lalu menawarkan Office 365 ini secara global ke 40 negara pada 2011.
Namun di Tanah Air, kata Rully, Office 365, terutama untuk konsumen perorangan, masih tergolong baru. "Kalau masih ada yang ragu-ragu untuk menggunakan layanan ini, enggak masalah," kata dia.
Bisa jadi konsumen ragu karena Google menawarkan Google Docs yang dinilai sejumlah orang lebih mudah dan murah. Google hanya membedakan biaya berlangganan berdasarkan periode pemakaian.
"Tantangan vendor TI pada 2014 adalah aplikasi dan tool yang akan memberi kemampuan untuk menciptakan keluwesan dalam penggunaan cloud," kata Scott Morris, Vice President & General Manager NetApp ASEAN, di Bali, beberapa waktu lalu.
Tapi, apa pun itu, teknologi cloud lebih praktis. Bagi konsumen perusahaan, tidak perlu repot menambah kapasitas server, sedangkan konsumen perorangan juga tidak perlu lagi membeli hard disk berkapasitas jumbo.
Melalui aplikasi yang dijalankan oleh sistem ini, pengguna tidak perlu menggunakan satu perangkat khusus sehingga aplikasi dapat dijalankan dari mana saja. Sedangkan bagi penyedia layanan, cloud menguntungkan karena penggunaannya diklaim hemat energi.
MARTHA WARTA
Berita lain:
Panglima TNI Sidak Markas Kopassus, Ada Apa?
Bailout 6,7 T, Sri Mulyani: Saya Bisa Mati Berdiri
Jokowi Nyapres, Ahok: Kacau-Balau Jakarta Ini
Anas Tuding SBY Paham Kasus Hambalang dan Century
35 Juta Pound, Diego Costa Resmi ke Chelsea