TEMPO.CO , San Pedro - Serangga ternyata menarik keuntungan dengan mendekati buaya. Sekelompok peneliti berhasil merekam kupu-kupu dan lebah yang asyik menyedot air mata kaiman (Caiman crocodilus) di perairan sungai Puerto Viejo di bagian timur laut Kosta Rika, Amerika Tengah. Serangga tersebut mengkonsumsi air mata buaya untuk memenuhi kebutuhan mineral garam.
Dalam riset yang berlangsung Desember lalu, Carlos de la Rosa, Direktur Stasiun Biologi La Selva untuk Organisasi Kajian Tropis di San Pedro, Kosta Rika, mengatakan kemungkinan serangga itu minum air mata predator tersebut adalah untuk mencari mineral garam langka. Meski garam banyak terkandung di laut, ada molekul yang tergolong sangat langka di dalamnya, yaitu sodium klorida.
"Binatang terkadang meminum garam ini dari keringat, urin, dan darah," kata De la Rosa, yang menulis laporannya dalam jurnal Frontiers in Ecology and the Environment edisi Mei 2014.
Temuan ini memperkuat laporan pada 2012, yang menyebutkan lebah meminum air mata kura-kura sungai bintik kuning di Taman Nasional Yasuni, Ekuador. Beberapa temuan sebelumnya juga menyebutkan kupu-kupu minum air mata kura-kura di perairan Sungai Amazon. Namun belum dapat dipastikan nutrisi apa yang sebenarnya terkandung dalam air mata reptil, termasuk kaiman di Kosta Rika itu. (Baca: Kupu-kupu Ini Bertahan Hidup dari Air Mata Kura-kura)
Menurut De la Rosa, sodium adalah elemen penting dalam metabolisme dan reproduksi serangga. "Elemen itu juga mengandung protein, enzim, dan mikronutrisi yang berperan penting bagi fisik serangga," katanya. Jika serangga mengambil keuntungan dari air mata reptil, belum diketahui bagaimana reptil memperoleh keuntungan dari aktivitas serangga tersebut.
De la Rosa mengatakan kaiman itu terlihat tak terganggu dengan keberadaan kupu-kupu dan lebah. "Hal berbeda dialami kura-kura yang tampak terusik dengan keberadaan serangga karena mereka mengibaskan kepala bahkan menyelam ke dalam air," ujarnya.
Riset selanjutnya bisa saja membuka tabir interaksi unik antara serangga dan reptil itu, dan seberapa penting hal itu bagi kelangsungan hidup spesies yang terlibat. "Kita bisa belajar tentang apa yang terjadi jika salah satu spesies hilang dan pengaruhnya terhadap stabilitas ekosistem," tuturnya.
LIVESCIENCE | GABRIEL WAHYU TITIYOGA
Berita teknologi lain:
Universitas Airlangga Siap Riset Vaksin Flu Burung
Asteroid Seukuran Bus Melintas di Dekat Bumi
Studi: Iklan Digital Video Paling Efektif
LG G Pro 2, Unggulkan Kualitas Layar
Terpopuler:
Heboh Briptu Eka Menikah, Atasan Heran
Briptu Eka Menikah, Netizen: #Aku Rapopo
Briptu Eka Menikahi Polisi Anti-Narkotik
Korban Sodomi Emon Bertambah Jadi 73 Anak
Agnez Mo Tampil Seksi dengan Suami Mariah Carey
Rapat Hanura Akan Desak Hary Tanoe Mundur