TEMPO.CO, Jakarta - Nama Indonesia tidak luput dari hasil penyelidikan Greenpeace tentang kandungan bahan kimia beracun dalam merchandise sepak bola untuk Piala Dunia 2014. Greenpeace menemukan hampir sepertiga produk yang diuji ternyata dibuat dan dijual di Indonesia.
Semua produk itu, menurut juru kampanye Detox Greenpeace Indonesia, Ahmad Ashov, mengandung bahan kimia berbahaya yang dapat mengancam sungai, lingkungan, dan kesehatan masyarakat. "Pemerintah harus mengambil langkah progresif untuk menghilangkan bahan-bahan kimia berbahaya yang beredar di pasaran," kata Ahmad Ashov dalam siaran pers, Senin, 19 Mei 2014.
Hasil investigasi terbaru Greenpeace yang dilansir di laman resminya hari ini menunjukkan merchandise sepak bola untuk Piala Dunia 2014 yang diproduksi oleh Adidas, Nike, dan Puma ternyata mengandung bahan kimia berbahaya.
Organisasi pencinta lingkungan itu melakukan pengujian kandungan beragam zat terhadap 33 macam merchandise, antara lain sepatu bola, sarung tangan kiper, dan bola resmi Piala Dunia bernama Brazuca.
Hasilnya, sepatu bola ikonik "Predator" buatan Adidas diketahui mengandung senyawa perfluorinated (PFC) beracun dengan tingkat yang sangat tinggi. Kadarnya mencapai 14 kali dari batas yang ditentukan oleh perusahaan itu sendiri. Peringkat kedua disusul sepatu Nike, Tiempo.
Secara keseluruhan, 17 dari 21 sepatu bola dan separuh dari sarung tangan kiper yang diuji ditemukan mengandung PFC ionik seperti perfluorooctanoic acid (PFOA) yang sangat berbahaya. Adapun Brazuca mengandung bahan kimia berbahaya nonylphenol ethoxylates (NPE).
Juru Kampanye Detox Greenpeace Jerman, Manfred Santen, mengatakan penyelidikan Greenpeace menuai permainan kotor yang dilakukan merek-merek ternama yang kerap menjadi sponsor beberapa pemain sepak bola hebat di dunia.
"Selagi mereka akan mendapatkan keuntungan yang melambung tinggi selama Piala Dunia, kami menuntut agar merek-merek ini berhenti mencurangi sepak bola dan membersihkan permainan mereka," kata Santen.
Laboratorium independen menemukan bahan kimia seperti PFC, NPE, phthalates dan dimetilformamida (DMF) terkandung dalam produk dari ketiga perusahaan yang dibeli di tiga benua.
Zat-zat berbahaya itu dapat larut dari produk ke lingkungan ataupun masuk ke dalam rantai makanan. Beberapa dari zat-zat itu berpotensi menyebabkan kanker, mengganggu sistem terkait dengan hormon, ataupun dapat menjadi racun bagi sistem reproduksi.
MAHARDIKA SATRIA HADI
Berita Terpopuler:
Aburizal-Pramono Edhie Tunda Kemenangan Jokowi
Pendamping Jokowi Baru Akan Dideklarasikan Senin
Anggun Tampil di WMA 2014, Fan Agnez Mo Meradang
Remaja Jakarta Perbesar Dada dengan Fat Transfer