TEMPO.CO, California - Kecanggihan teknologi pada perangkat mobile ternyata belum bisa melindungi kesehatan penggunannya. Peneliti dari Amerika Serikat dan Denmark baru-baru ini menemukan bahwa kandungan nikel dan kromium dalam tombol ponsel dapat memicu alergi kulit.
Hasil penelitian menunjukan kandungan nikel dan kromium pada tombol ponsel dapat memantik ruam, lecet, dan bercak bersisik di kulit sekitar pipi, dagu, dan telinga. Kasus seperti ini juga ditemukan dalam perhiasan imitasi, gesper ikat pinggang, dan ritsleting.
Seiring dengan bertambahnya jumlah pengguna ponsel, jumlah kasus alergi pun terus bertambah. Berdasarkan data dari jurnal Pediatric Allergy, Immunology and Pulmonologi, laporan soal alergi yang dipicu oleh ponsel naik sebanyak 1.250 persen dari 2000 hingga 2010. Hampir setengah kasus terjadi pada remaja berusia di bawah 18 tahun.
"Sebagai efek peningkatan pengguna ponsel di seluruh dunia, kami melihat kasus-kasus dermatitis atau radang kulit juga meningkat," kata Clare Richardson, penulis laporan dari Loma Linda University School of Medicine, California, seperti dilaporkan Daily Mail, Kamis, 22 Mei 2014.
Studi sebelumnya juga menemukan adanya kandungan nikel dan dua logam penyebab alergi pada sejumlah merek ponsel populer. Dalam catatan, merek sepeti BlackBerry, Samsung, Sony Ericsson, Motorola, dan LG masih menggunakan bahan tersebut.
Temuan itu membuat peneliti bertanya-tanya apakah produsen menciptakan produk yang sesuai dengan peraturan dari Uni Eropa tentang penggunaan nikel. "Meski sudah ada pengendalian alergi pada ponsel, masih banyak produk yang dirilis mengandung nikel yang cukup untuk menginduksi alergi akut," kata Richardson.
RINDU P HESTYA | DAILY MAIL
Berita Lain:
Cina Larang Lembaga Pemerintah Gunakan Windows 8
Geser Apple, Google Perusahaan Paling Bernilai
Mahasiswa ITS Kenalkan E-Vote Berbasis Android