TEMPO.CO, Jakarta - Situs penjualan eBay mengalami peretasan pada Rabu, 21 Mei 2014. Setidaknya 145 juta data pelanggan terancam. Untuk menemukan penyebab dan masalahnya, tiga negara bagian Amerika Serikat, yaitu Connecticut, Florida dan Illinois, telah melakukan penyelidikan bersama pada perusahaan yang berbasis di San Jose, California, itu. "Penyelidikan akan fokus pada lingkup pelangaran data dan respons dari eBay," kata pejabat Connecticut, seperti dilaporkan Sky News, Jumat, 23 Mei 2014.
Setelah kasus peretasan ditemukan, perusahaan mengklaim telah meminta pelanggan mengganti password dan username mereka di situs tersebut. Namun, dalam forum eBay, para pelanggan menjelaskan bahwa mereka tidak menerima e-mail peringatan dari eBay untuk mengubah data log in mereka. Bahkan, mereka mengaku baru mengetahui hal ini dari berita di media sosial. (Baca pula: Situs Diretas, eBay Minta Pengguna Ganti Password)
Jaksa Agung Eric Schneiderman dari Pengadilan New York telah meminta eBay untuk membuka akses monitoring bebas kepada pelanggan yang terkena dampaknya. "Kami sedang melakukan perbincangan dengan eBay tentang hal ini," kata seorang sumber kepada Sky News.
Meskipun penyebab serangan cyber belum ditemukan, eBay menjelaskan tidak ada aktivitas penipuan sejak peretasan itu terjadi. Sistem pembayaran dengan PayPal juga tidak terdeteksi akan adanya aktivitas yang janggal.
eBay menjelaskan bahwa aksi peretasan ini sepertinya sudah direncanakan sejak tiga bulan yang lalu. Jika tidak segera diselesaikan dengan cepat, data-data pribadi pelanggan seperti alamat fisik, nomor telepon, dan e-mail akan dengan mudah dimanfaatkan peretas.
RINDU P HESTYA | SKY NEWS
Berita Lain:
Snowden Jadi Kutu Buku dalam Komik Digital
Kandungan Nikel dan Kromium di Ponsel Picu Alergi
Berita Terpopuler:
Dilaporkan ke Polisi, Ahok Tantang Balik Udar
Tekan Inflasi Jakarta, Jokowi Dipuji Mendagri
Jupe Pengin Jadi Istri Prabowo