TEMPO.CO, Bekasi -Menteri Riset dan Teknologi, Gusti Muhammad Hatta, meresmikan produksi massal mesin penjernih air berteknologi membran di PT Yasunli Abadi Utama Plastik, Kawasan Industri MM2100 Kecamatan Cikarang Barat, Kabupaten Bekasi, Kamis, 12 Juni 2014. Penjernih air itu merupakan karya dosen yang juga peneliti dari Institut Teknologi Bandung, I Gede Wenten.
Menurut Menristek, upaya produksi massal tersebut merupakan intermediasi Business Innovation Center (BIC) Kementerian Riset dan Teknologi, yang mempertemukan ITB dengan PT Ifaria Gemilang (IFA) sebagai produsen penjernih air dengan teknologi terintegrasi yang dinamai 'Integrated Home Drinking Water Purifier Technology-Antibacterial Nano Particle Hollow-Fiber Membrane' tersebut. "Dalam satu jam perusahaan bisa memproduksi 60 unit penjernih air," kata dia.
Terwujudnya proses alih teknologi antara akademisi atau inventor dengan industri yang bakal memproduksi massal ini membuktikan bahwa hasil karya teknologi Indonesia memiliki daya saing dengan teknologi luar negeri. Karya peneliti ITB itu juga mempunyai keunggulan yang sanggup bersaing di pasar. (Baca:Kelurahan di Jakarta Akan Dapat Penjernih Air)
Menristek mengatakan, langkah tersebut dapat memacu terjadinya kolaborasi inovasi lainnya antara industri dan akademisi melalui dukungan pemerintah atau yang biasa disebut kolaborasi academics-businees-government (ABG). "Kami sangat mendukung kolaborasi ini, demi percepatan proses komersialisasi hasil invensi menjadi karya inovasi nasional."