Peneliti menduga durasi waktu gelap yang lebih panjang pada periode November hingga Januari tak langsung berhubungan dengan kemunculan sifat kidal. Peneliti berasumsi faktor masa terang siang hari yang lebih panjang pada periode Mei hingga Juli di tahun sebelumnya menjadi penyebab utamanya.
Riset ini berhubungan dengan dengan teori yang dikembangkan neurolog Amerika Serikat, Norman Geschwind dan Albert Galaburda, pada 1980an. Teori itu menyebutkan testosteron menunda kematangan otak bagian kiri sepanjang masa perkembangan embrio. Fungsi otak bagian kiri lebih dominan pada orang yang menggunakan tangan kanan. Sementara pada orang kidal, otak bagian kanan yang lebih dominan.
Secara alamiah, kadar testosteron pada janin pria lebih tinggi ketimbang wanita. Namun kadar testosteron ibu dan faktor eksternal juga mempengaruhi tingkat testosteron janin. Secara spesifik, lebih banyak cahaya siang hari dinilai bisa meningkatkan kadar testosteron sehingga efek musiman itu terjadi.
Berdasarkan temuan itu ada pengaruh, meski kecil namun kuat dan berulang, terhadap kelahiran dan kemampuan seseorang menjadi kidal. Kondisi ini diperkirakan lebih banyak mempengaruhi pria namun penyebab pastinya masih terus diselidiki.
SCIENCEDAILY | GABRIEL WAHYU TITIYOGA