TEMPO.CO, Champaign - Gurita dan cumi-cumi adalah hewan laut yang memiliki teknik kamuflase yang baik. Mereka bisa menyesuaikan warna kulit dengan latar belakangnya. Dari situlah, para ilmuwan dari University of Illionis membuat sebuah sistem kamuflase yang terinspirasi dari dua makhluk laut itu.
Kepala penelitian, John Rogers, berhasil mengembangkan sistem adaptif kamuflase dari beberapa komponen yang ditumpuk satu sama lain di atas lapisan tipis dalam beberapa piksel. Lapisan atas mengandung semacam zat warna hitam tapi bisa berubah menjadi transparan jika suhu meningkat.
Di bawahnya terdapat lapisan perak reflektif putih dan dilanjutkan dengan lapisan array dioda silokon yang akan berubah menjadi panas jika cahaya lewat. Lapisan itu dipisahkan oleh selembar silkon array ultra tipis photodetector pada subtrat polimer transparan. "Saya pikir kami telah mengumpulkan elemen kunci yang diperlukan," ujar Rogers, seperti dilaporkan Discovery News, Selasa, 19 Agustus 2014.
Ketika cahaya melewati photodetector, lapisan itu akan mengirimkan sinyal yang mendorong arus ke dioda, lalu akan memanas dan menyebabkan lapisan warna hitam menjadi transparan. Hal ini menyebabkan lapisan putih dan perak terlihat. Setelah terjadi perubahan pola cahaya, array piksel akan mencocokkan dengan pola dan struktur latar belakang.
Penelitian ini disponsori oleh Angkatan Laut Amerika Serikat yang rencananya akan digunakan untuk teknik kamuflase pertahanan. Namun Rogers tidak menutup kemungkinan jika ada industri lain yang tertarik memakai sistem temuannya ini. "Kami melihatnya seperti seperangkat mesin untuk rekayasa," tutur Rogers.
Penelitian ini melibatkan para ilmuwan dari Illionos, Texas, dan Cina. Rogers menggandeng Roger Hanlon, ahli biologi dari Brown University, dan peneliti lain dari Marine Biological Laboratory. Penelitian ini akan diterbitkan dalam jurnal Proceedings of the National Academies of Science.
RINDU P. HESTYA | DISCOVERY NEWS
Berita Lain:
Bisakah Gambar Anak Jadi Acuan Kecerdasan?
Generasi Baru HP MSA Storage untuk UKM
33 Ribu Gajah Afrika Mati Tiap Tahun