TEMPO.CO , Jakarta: Apa yang menjadi bencana bagi dinosaurus ternyata bisa diatasi oleh tumbuhan. Sekitar 66 juta tahun silam, tumbukan meteor berdiameter 10 kilometer di Semenanjung Yukatan, Meksiko, menghabisi kehidupan dinosaurus. Bencana itu juga mengubah atmosfer dan fisik bumi. Riset para peneliti dari Universitas Arizona menunjukkan kejadian itu justru membuka kesempatan bagi dunia tumbuhan untuk berkembang.
Kekuatan ledakan akibat hantaman meteor itu setara 100 teraton bom Trinitrotoluene (TNT) dan menghasilkan kawah selebar 150 kilometer. Hantaman itu juga memicu megatsunami, gempa bumi global dan letusan gunung api di mana-mana. Kondisi itulah yang diyakini memicu kepunahan dinosaurus sekaligus membuka jalan kemunculan mamalia. Tanaman yang sebelumnya menjadi makanan para dinosaurus juga beradaptasi dan berkembang.(Baca: Letusan Gunung Purba India Punahkan Biota Laut)
Dalam laporan yang dimuat di jurnal PLOS Biology, 16 September 2014, para peneliti berpendapat tanaman-tanaman yang bisa menggugurkan daunnya itu justru menjadi lebih baik dalam merespon kondisi iklim yang kacau. Para peneliti menemukan bukti bahwa setelah hantaman meteor itu, jenis angiospermae atau tanaman berbunga tumbuh lebih cepat menggantikan tumbuhan berdaun hijau lain yang lambat berkembang. (Baca: Ledakan Meteorid Terbesar Terjadi di Bulan)
"Ketika Anda mengamati hutan di di seluruh dunia saat ini, tidak banyak yang didominasi oleh tumbuhan yang selalu berdaun hijau. Hutan-hutan justru didominasi oleh spesies tanaman yang bisa menggugurkan daunnya pada satu masa dalam setahun," kata pemimpin riset Benjamin Blonder.
SCIENCEDAILY | GABRIEL WAHYU TITIYOGA