TEMPO.CO, Jakarta - Tanaman bakau (mangrove) tidak hanya berguna meredam gelombang tsunami. Perikanan di kawasan bakau terbukti memberi manfaat bagi 210 juta penduduk yang tinggal di daerah elevasi rendah dalam radius 10 kilometer dari bibir pantai di seluruh dunia. Demikian hasil studi terbaru lembaga Wetlands International bersama The Nature Conservancy dan University of Cambridge.
Penelitian yang dirilis pada Hari Perikanan Dunia, 21 November 2014, menyimpulkan bahwa konservasi bakau dan restorasi di daerah yang dekat dengan populasi warga akan memberikan imbal balik berupa peningkatan hasil perikanan. Sayangnya, penduduk pesisir sering kali tidak menyadari bahwa tanaman tersebut berperan vital, terutama bagi perikanan lepas pantai. (Baca: Warga Manfaatkan Mangrove untuk Obat Kuat)
Baca Juga:
"Pemahaman yang komplet tentang fungsi ekosistem dan nilainya secara sosial dan ekonomi akan meningkatkan pengelolaan mangrove dan perikanan secara berkelanjutan," kata Femke Tonneijck, peneliti dari Wetlands International, dalam keterangan pers, Rabu, 26 November 2014.
Ekosistem bakau menyediakan lokasi spesifik bagi organisme tertentu untuk berkembang biak. Kepiting, udang, belanak, herring, teri, kakap, dan kerapu termasuk beberapa spesies yang bergantung hidup pada tanaman itu. Itu sebabnya, nilai perikanan bakau ditentukan oleh jumlah organisme yang dihasilkan dan berapa banyak yang kemudian ditangkap oleh penduduk pesisir. (Baca: Menteri Susi: Mohon Mangrove Jangan Ditebang)
Hasil studi menyimpulkan bahwa populasi tertinggi ikan yang bergantung pada bakau ditemukan di lokasi mangrove dengan biomassa tertinggi. Sebab, daun dan kayu dari bakau menjadi bagian penting rantai makanan di laut. Produktivitas ikan juga lebih tinggi di lokasi bakau yang memperoleh pasokan air tawar lebih banyak dari sungai dan air terjun di hulu.
Mangrove menjadi tempat pembibitan yang sempurna bagi banyak spesies karena menyediakan makanan dan tempat tinggal. Akar napasnya yang lebat menjalar menjadi tempat tumbuh tiram. Akar juga memerangkap sedimen dan menciptakan lapisan tanah lunak yang ideal untuk digali oleh moluska dan krustasea. Yang tak kalah penting, akar tanaman tersebut ibarat benteng yang memberikan perlindungan dari serangan predator.
MAHARDIKA SATRIA HADI
Berita Terpopuler:
Diusulkan, Pecandu Narkoba Ditanggung BPJS
Pecandu Narkoba Kena HIV/Aids Capai 4 Juta
WHO: Setiap 90 Detik, 1 Orang Tewas Tenggelam